Tempo Edisi Khusus Wiji Thukul, 13 - 19 Mei 2013 | Page 37

-Wiji Thukul: Tim Mawar- DOK:ROSSYLIN VAN DER BOSCH 73 Mereka sama-sama diam. Mugi dan Nezar mengaku lama tak bertemu dengan Thukul. Mugi terakhir berjumpa dengan bekas kuli pelitur mebel itu di Rumah Susun Bidara Cina, Jakarta Timur, Mei 1997, saat mereka tinggal bersama di situ. Saat itu, sejumlah seniman asal Solo sedang membuat teater buruh dengan aktivis dari Australia. Nezar ingat terakhir bertemu dengan Thukul di Rumah Susun Ke- mayoran. Ketika itu, Thukul pamit ke Yogya. Thukul menggendong tas sport warna biru. ”Bajunya lengan panjang digulung.” Peristiwa itu terjadi sebelum insiden bom di Rumah Susun Tanah Tinggi, Jakarta Pusat, 18 Januari 1998. Insiden bom di markas aktivis itu membuat mereka kembali diburu aparat. Tentara menuding mereka akan mengacaukan Sidang Umum MPR, Maret 1998. Bukan cuma para aktivis jalanan, yang bergabung dengan partai politik pun jadi target. Politikus pendukung Megawati, Haryanto Taslam, misalnya. Ia diculik hampir bersamaan dengan hilangnya para aktivis. Seorang anggota pasukan elite bercerita kepada Tempo. Sebelum menculik Taslam, sebagian anggota Tim Mawar menguntit aktivis PDI Perjuangan ini. Mereka tahu di mana Taslam biasa nongkrong me- 1 APRIL 2012 | | 73