Tempo Edisi Khusus Wiji Thukul, 13 - 19 Mei 2013 | Page 17
50
Dia lalu dijemput lagi oleh Hendra
dan pasangan Alex-Nana, yang kemudian mengantarnya ke jaringan aktivis Jawa Barat. Mereka bertemu dengan Boy Frido, mantan aktivis mahasiswa Institut Teknologi
Bandung, di Bandung. ”Sampai ke
saya pada Oktober atau November
1996,” kata Boy saat ditemui Tempo di Desa Pasawahan, Kecamatan
Banjarsari, Pangandaran, Jawa Barat, awal April lalu.
Boy mengaku bukan anggota
PRD, tapi berteman dengan pimpinan PRD. Dia mengenal Thukul di
Yogyakarta pada 1980 sebagai anak
Rode. Boy dan Thukul semakin akrab setelah terlibat dalam pembangunan sekolah darurat di daerah
pelosok. Mereka bertemu lagi saat
Thukul masuk PRD. ”Karena itu
mungkin Wiji mau kami sembunyikan,” ujarnya.
Boy menduga Alex mengantar
Thukul ke dia setelah berkomunikasi dengan teman serumahnya,
Bambang Hari. Boy dan Bambang
sering berkumpul dan melakukan
kegiatan bersama. Menurut Nana,
Bambang bertindak sebagai pengatur persembunyian Thukul, sedangkan Boy sebagai pelaksana di
lapangan. Sayangnya, Bambang tak
bisa menjelaskan hal ini karena sudah meninggal lima tahun lalu.
Pertemuan Boy dan Thukul terjadi pada malam hari di suatu tempat di Bandung. Dalam pertemuan
itu ada penjelasan singkat penye-
50 |
| 1 APRIL 2012
rahan Thukul dari Alex kepada Boy,
tapi Thukul lalu dibawa Alex lagi.
”Saya tak tahu proses selanjutnya,”
kata Boy.
Menurut Nana, Thukul tidak disembunyikan di Jawa Barat karena tempatnya terbuka dan di