Tempo Edisi Khusus Wiji Thukul, 13 - 19 Mei 2013 | Page 109

Jika menuju suatu tempat, ia akan berputar-putar dulu dan bergantiganti angkutan. Ia turun dari angkutan beberapa ratus meter dari tujuan. Ruangan/rumah yang ia datangi/ tempati mesti memiliki akses keluar alternatif untuk melarikan diri. Saat tinggal sendirian di rumah persembunyian, ia akan mematikan listrik dan air, berdiam diri di kamar, sehingga mengesankan tak ada orang di rumah itu. ● ● ● Penghargaan: ● 1991: Wertheim Encourage Award dari Wertheim Stichting, Belanda, bersama W.S. Rendra ● 2002: Yap Thiam Hien Award dari Yayasan Pusat Studi Hak Asasi Manusia, Indonesia Riwayat pekerjaan: ● Pekerjaan pertamanya termasuk menjadi loper koran, calo tiket, dan tukang pelitur furnitur ● Seniman ● Kepala Divisi Propaganda Partai Rakyat Demokratik Pendidikan terakhir: 1982: Sekolah Menengah Karawitan Indonesia Solo, Jurusan Tari (sampai kelas II) Status: Menikah (dua anak, satu istri) Tempat dan tanggal lahir: Sorogenen, Solo, 26 Agustus 1963 Nama samaran: ● Paulus (Kalimantan/penjual bakso) ● Aloysius Sumedi (Kalimantan/ rohaniwan) ● Martinus Martin (Kalimantan, Jakarta/rohaniwan) Nama asli: Widji Widodo Selalu membawa tas putih dari kantong terigu. Isinya buku, pakaian, dan kacamata baca. ● —DARI PUISI “PERINGATAN” “Hanya ada satu kata: Lawan!“