Suara Golkar edisi Januari 2013 | Page 22

GOLKAR, KAUM PROFESIONAL DAN DEMOKRATISASI PEMBANGUNAN Wawancara dengan GINANDJAR KARTASASMITA, (Tokoh Senior Golkar) D emokrasi ada karena ada middle class. Kalau tidak ada kelas menengah yang kuat seperti Korea Utara atau Afrika, tidak mungkin ada demokrasi. Middle class itu seperti dokter, pengacara, seniman, sastrawan, pengusaha, wartawan, adalah kelompok independen yang kehidupannya tidak tergantung pada pemerintah. Jika kelas menengah kuat, maka demokrasi juga kuat. Memperkuat kelas menengah adalah proses ke arah demokrasi, itulah yang kita jalankan pada waktu Golkar dipimpin oleh Pak Dharmono. Bagaimana sejarah Partai Golkar? Semua kader Partai Golkar mengetahui bahwa Partai Golkar didirikan pada tahun 1964 sebagai Sekber Golkar. Waktu itu Indonesia dalam suasana tegang. Ada konflik yang melibatkan luar negeri, seperti pembeasan Irian Jaya, dan konfrontasi dengan Malaysia. Ada juga masalah dalam negeri, seperti partai politik yang menyeret kita ke kelompok internasional tertentu. Jadi suasananya saat itu rumit. Dalam suasana itu, kaum profesional berwawasan kebangsaan yang tidak berafiliasi dengan partai politik mendirikan organisasi dengan nama Sekretariat Bersama Golongan Karya. Memang di belakangnya ada eksponen ABRI yang juga nasionalis, netral dan tidak berafiliasi dengan partai politik. Dasar Sekber Golkar adalah nasionalisme dan kekaryaan, serta hanya berhaluan pada Pancasila dan UUD 1945. 22 Bagaimana peran ABRI dalam Sekber Golkar? Waktu itu ada kekuatan NASAKOM, akronim dari Nasionalis (PNI dan partai non-sektarian lain), Agama (NU), dan Komunis (PKI). ABRI berada di luar itu, dan satu-satunya institusi yang tidak terikat ideologi di luar Pancasila dan UUD 1945. ABRI menjadi kekuatan obyektif, yang kepentingannya adalah kepentingan bangsa, kepentingan nasional, kepentingan rakyat dan negara. Karena itu peranan ABRI pada awal pendirian Golkar besar sekali. Memang hanya di belakang layar. Tiga pendiri Sekber Golkar; Suhardiman (SOKSI), Mas Isman (KOSGORO), dan RH Sugandhi (MKGR) adalah perwira-perwira tinggi ABRI. Para tokoh itu bertekad menyelamatkan bangsa ini, dengan mengkonsolidasikan golongan kekaryaan. Jangan