Suara Golkar edisi Januari 2013 | Page 21

diperkenalkan Kartu Tanda Anggota Golkar (KAG). Hasilnya, pada pemilu 1987 Golkar berhasil menang di semua daerah. Aceh dan DKI berhasil dikuningkan. Kemenangan Golkar mencapai 73,4%. Namun, hasil kerja keras Sudharmono yang rajin turun ke daerah-daerah selama memimpin tidak berlanjut pada era Wahono yang terpilih sebagai ketua umum pada munas keempat di Jakarta, 20-25 Oktober 1988. Meski masih menjadi mayoritas tunggal, angka kemenangan Golkar turun 5% menjadi 68,1%. Pada masa kepemimpinan Wahono, peranan sipil juga mulai membesar. Nama-nama dari jalur G (Golkar) menunjukkan prestasi dan peran yang makin penting. Setidaknya, Sarwono Kusumaatmadja, Siswono Yudhohusodo, Akbar Tanjung adalah menteri dari kalangan sipil yang makin berperan dalam kabinet Soeharto. Peranan sipil mencapai puncak pada munas kelima di Jakarta, 2025 Oktober 1993. Harmoko terpilih memimpin beringin yang sebelumnya selalu dipimpin oleh militer. Dalam masa kepemimpinannya, ia membentuk lembaga baru untuk perkaderan dengan nama Badan Pengelola Kader Golkar Pusat (Bapekapus). Harmoko juga mengeluarkan Rencana Induk Kaderisasi. Untuk meningkatkan mutu perkaderan, DPP juga memperkenalkan diklat kader lanjutan dan spesifik. Meniru konsep Sudharm