Suara Golkar edisi Januari 2013 | Page 10

Sebagai ukuran, bisa kita lihat pada RAPBN 2014, belanja modal termasuk infrastruktur hanya sebesar Rp190 triliun. Sebaliknya, subsidi BBM mencapai Rp 210 triliun. Semestinya anggaran subsidi ini bisa dialihkan untuk pembangunan infrastruktur. “Saya yakin rakyat bisa memahami alasan pengurangan subsidi, asalkan pemerintah memberikan penjelasan kepada rakyat bahwa pengurangan subsidi diarahkan kepada pembangunan infrastruktur. Rakyat tentu setuju pengalihan subsidi asalkan mereka mendapatkan kepastian akan mendapatkan jalan yang bagus, pelabuhan yang bagus, terminal yang bagus, bandara yang bagus dan fasilitas publik yang nyaman,” papar Muhidin. Pengelolaan Bandara Terkait pengelolaan bandara oleh swasta, Muhidin menganggapnya sebagai langkah untuk menarik investor. Namun, kata dia, untuk halhal yang strategis seperti bandara, alangkah baiknya bila diserahkan kepada perusahaan swasta nasional atau BUMN asalkan sifatnya jangan monopoli seperti saat ini. Menurutnya, PT Angkasa Pura sebenarnya memiliki kemampuan luar biasa. Tetapi, karena sebagai BUMN, perseroan ini juga dibebani target untuk menyetor ke kas negara untuk kepentingan APBN. Partai Golkar menginginkan agar semua bandara dikelola oleh operator bangsa Indonesia sendiri. Perusahaan-perusahaan nasional cukup kuat untuk melakukannya. 10 Realisasi Program Pedesaan  Anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar Ade Komarudin mendorong pemerintah untuk meningkatkan program langsung untuk masyarakat pedesaan. Hal ini diyakini akan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat pedesaan. “Realisasi program pedesaan sejauh ini cukup baik, sehingga selayaknya ditingkatkan lagi,” kata Ade saat melakukan kunjungan kerja peninjauan Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan (PPIP) di Purwakarta, Selasa (7/1/2014) lalu. Ade sendiri melakukan kunjungan kerja di daerah pemilihannya itu dalam rangka mengawasi sejumlah program pemerintah yang diberikan untuk masyarakat pedesaan. Pada kesempatan itu, juga mengingatkan para aparat desa untuk tidak melakukan penyelewengan terhadap program-program pemerintah yang ditujukan untuk masyarakat pedesaan. “Aparat desa yang menyelewengkan konsekuensinya akan terkena proses hukum,” ujar Ade. Pada kesempatan itu, Ade meningatkan agar pembangunan desa menggunakan dana negara tersebut dengan baik dan tidak diselewengkan. Dia mengakui bahwa ada beberapa desa yang diduga terlibat masalah hukum karena penyalahgunaan anggaran program tersebut. Salah satu program yang diperjuangkan dan dibawa oleh Ade di daerah pemilihannya ini yaitu Program Beasiswa Siswa Miskin (BSM). Kang Akom, begitu Ade Komarudin biasa dipanggil, telah berhasil merealisasikan BSM untuk Karawang sebanyak 89.063, Bekasi 85.406, dan Purwakarta 43.903. Total BSM yang dibawa Akom untuk Purwakarta, Karawang, dan Bekasi sebanyak 218.372 siswa. Selain BSM, Ade juga membawa Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan (PPIP) yang nilainya Rp250 juta per Desa. Jumlah PPIP yang dibawa Kang Akom mencapai 189 Desa, Bekasi 75 Desa, Karawang 40 Desa, dan Purwakarta 74 Desa.