laporan utama
MODAL BESAR
MENUJU TAMPUK KEKUASAAN
Partai Golkar memiliki rekam jejak yang panjang di panggung politik. Apa saja modal
sejarah dan sosial yang bisa diandalkan di pemilu 2014?
D
i antara partai politik
peserta pemilu 2014,
Partai Golkar adalah
partai tertua dengan
pengalaman panjang yang terentang
di tiga zaman: Orde Lama, Orde Baru,
Reformasi. Dibentuk sebagai kekuatan
pengimbang Partai Komunis Indonesia
(PKI) di masa Orde Lama, Golkar
kemudian berkembang sebagai mesin
politik Orde Baru. Di era Reformasi,
di tengah tekanan kuat pembubaran
dirinya, Golkar berubah menjadi Partai
Golkar dan berhasil duduk di tiga
besar parpol pemenang pemilu.
Salah satu kunci keberhasilan
Partai Golkar adalah kepemilikan
modal sejarah dan sosial yang cukup
besar untuk meyakinkan menarik minat
pemilih pemula dan mempertahankan
pemilih lama. Pemilih Golkar yang
pernah hidup di masa Orde Baru akan
dengan mudah mengingat prestasiprestasi Golkar dalam pembangunan
selama 32 tahun—meski tak bisa
diabaikan sepenuhnya kritikankritikan tajam tentang peranan Golkar
tersebut.
Di mata Harry Tjan Silalahi,
peneliti senior Center for Strategic
and International Studies (CSIS),
Jakarta, warisan Golkar selama Orde
Baru adalah stabilitas nasional yang
relatif terkendali selama 32 tahun,
pembangunan ekonomi yang cukup
maju, politik luar negeri (bebas aktif)
yang disegani terutama di ASEAN
dan Asia. Juga, program Keluarga
Berencana (KB), komunikasi yang
mudah antara Aceh dan Merauke.
“Kekuarangannya,
kemerdekaan
dibatasi, orang tidak sebebas
sekarang, lebih terkontrol,” ujar Harry
Tjan.
Meski mengundang kecaman
karena
lebih
mementingkan
pertumbuhan ekonomi ketimbang
demokratisasi, prestasi Golkar ini
dipandang sebagai prestasi yang
belum mampu dicapai oleh partai
mana pun di Indonesia, apalagi jika
dibandingkan dengan partai-partai di
era Reformasi. Kesatuan Golkar-Orde
Baru adalah kesatuan terbaik yang
belum bisa dicapai di era Reformasi.
Tak pelak, banyak yang menyebut
lebih baik masa Orde Baru ketimbang
masa setelah berakhirnya Orde Baru.
“Kalau kita lihat lebih baik ya di
Orde Baru karena pembangunan kita
11