SeminariGospel 02 | Page 15

WISDOMOFTHEBIBLE Padahal hari ini Tuhan sudah menganugerahi kita semua dengan kesempatan yang tidak ternilai harganya, yang hanya diberikan satu kali saja, yaitu sewaktu kita masih hidup, agar kita menjadi makhluk yang sempurna, seperti yang dirancang Tuhan pada mulanya, atau tujuan semula manusia diciptakan. Meskipun manusia sudah jatuh ke dalam dosa, tetapi Tuhan sudah menebus dosa seluruh umat manusia, agar manusia mempunyai kesempatan sekali lagi untuk hidup benar dan menjadi sempurna seperti kehendak Tuhan, yaitu menjadi anak-anak-Nya (Yoh. 1:12). Tuhan telah menyediakan sarananya untuk itu. Tuhan telah memberikan hak istimewa ini kepada setiap orang yang menerima-Nya. Setelah dosa diampuni, ditebus, maka orang yang mau menerima-Nya dididik atau dimuridkan dengan Injil, sebab hanya Injil yang merupakan kekuatan yang menyelamatkan (Rm. 1:16). Inilah firman yang membaharui akal budi itu. Dan, untuk memastikan manusia bisa diselamatkan, Tuhan telah memberikan Roh Kudus kepada setiap orang yang percaya, agar hidupnya benar-benar kudus. Inilah proses penyucian/pengudusan itu. Proses ini akan terus disempurnakan melalui pengalaman hidup sehari-hari, sebab apapun yang terjadi akan mendatangkan kebaikan bagi orang percaya (Rm. 8:28). Kesempatan seperti ini, atau tepatnya hak istimewa seperti ini hanya ada satu kali saja, sebab kita hanya akan mati satu kali saja lalu dihakimi. SeminariGOSPEL.com Tidak ada reinkarnasi, tidak ada kesempatan lain (Ibr. 9:27). Dengan selalu kembali kepada tujuan semula penciptaan diadakan, seharusnya kita dapat hidup fokus dengan benar, tidak mengarahkan hidup ini ke arah yang lain. Mari kita perbaharui filosofi hidup ini, jangan seperti filosofi dunia. Penciptaan sesungguhnya mengandung tujuan yang sangat luar biasa. Ada rancangan besar (grand design) Allah yang perlu kita ketahui agar hidup ini dapat diarahkan ke tujuan yang benar, sehingga menjadi maksimal sesuai dengan rancangan besar itu. Sesungguhnya manusia dirancang agar menjadi penguasa di bumi, bukan untuk dirinya sendiri, tetapi bagi kemuliaan Penciptanya. Dan agar manusia bisa menguasai bumi ini, maka tentu saja manusia harus mengalahkan Lusifer/Setan/Iblis, sebab hari itu di Eden sudah ada oknum jahat yang satu ini. Manusia mulamula diberi hak istimewa untuk tugas yang berat ini. Manusia yang harusnya mengalahkan Lusifer malah bercakap-cakap dan kemudian percaya perkataannya (Kej. 3:1-6). Inilah kesalahan fatal manusia sampai hari ini, tidak menghargai hak istimewa yang diberikan Tuhan. Hari ini bumi seperti taman Eden raksasa, di mana manusia hidup, dan “si ular” itu masih ada di bumi yang sama ini. Hidup seperti apa yang akan manusia pilih? Apakah masih mau mengulang kesalahan yang sama dengan Adam dan Hawa? Apakah mau mendengar si ular itu atau sekarang taat kepada perkataan Tuhan? Manusia harus menentukan pilihannya dan tentu saja menanggung segala akibatnya jika pilihannya itu salah. SG | JULI 2016 | 14