WISDOMOFTHEBIBLE
Padahal hari ini Tuhan sudah menganugerahi
kita semua dengan kesempatan yang tidak
ternilai harganya, yang hanya diberikan satu
kali saja, yaitu sewaktu kita masih hidup, agar
kita menjadi makhluk yang sempurna, seperti
yang dirancang Tuhan pada mulanya, atau
tujuan semula manusia diciptakan.
Meskipun manusia sudah jatuh ke dalam dosa,
tetapi Tuhan sudah menebus dosa seluruh
umat manusia, agar manusia mempunyai
kesempatan sekali lagi untuk hidup benar dan
menjadi sempurna seperti kehendak Tuhan,
yaitu menjadi anak-anak-Nya (Yoh. 1:12).
Tuhan telah menyediakan sarananya untuk itu.
Tuhan telah memberikan hak istimewa ini
kepada setiap orang yang menerima-Nya.
Setelah dosa diampuni, ditebus, maka orang
yang mau menerima-Nya dididik atau
dimuridkan dengan Injil, sebab hanya Injil yang
merupakan kekuatan yang menyelamatkan
(Rm. 1:16). Inilah firman yang membaharui
akal budi itu. Dan, untuk memastikan manusia
bisa diselamatkan, Tuhan telah memberikan
Roh Kudus kepada setiap orang yang percaya,
agar hidupnya benar-benar kudus. Inilah
proses penyucian/pengudusan itu. Proses ini
akan terus disempurnakan melalui
pengalaman hidup sehari-hari, sebab apapun
yang terjadi akan mendatangkan kebaikan
bagi orang percaya (Rm. 8:28). Kesempatan
seperti ini, atau tepatnya hak istimewa seperti
ini hanya ada satu kali saja, sebab kita hanya
akan mati satu kali saja lalu dihakimi.
SeminariGOSPEL.com
Tidak ada reinkarnasi, tidak ada kesempatan
lain (Ibr. 9:27).
Dengan selalu kembali kepada tujuan semula
penciptaan diadakan, seharusnya kita dapat
hidup fokus dengan benar, tidak mengarahkan
hidup ini ke arah yang lain. Mari kita perbaharui
filosofi hidup ini, jangan seperti filosofi dunia.
Penciptaan sesungguhnya mengandung tujuan
yang sangat luar biasa. Ada rancangan besar
(grand design) Allah yang perlu kita ketahui agar
hidup ini dapat diarahkan ke tujuan yang benar,
sehingga menjadi maksimal sesuai dengan
rancangan besar itu.
Sesungguhnya manusia dirancang agar menjadi
penguasa di bumi, bukan untuk dirinya sendiri,
tetapi bagi kemuliaan Penciptanya. Dan agar
manusia bisa menguasai bumi ini, maka tentu
saja manusia harus mengalahkan
Lusifer/Setan/Iblis, sebab hari itu di Eden sudah
ada oknum jahat yang satu ini. Manusia mulamula diberi hak istimewa untuk tugas yang
berat ini. Manusia yang harusnya mengalahkan
Lusifer malah bercakap-cakap dan kemudian
percaya perkataannya (Kej. 3:1-6). Inilah
kesalahan fatal manusia sampai hari ini, tidak
menghargai hak istimewa yang diberikan Tuhan.
Hari ini bumi seperti taman Eden raksasa, di
mana manusia hidup, dan “si ular” itu masih
ada di bumi yang sama ini. Hidup seperti apa
yang akan manusia pilih? Apakah masih mau
mengulang kesalahan yang sama dengan Adam
dan Hawa? Apakah mau mendengar si ular itu
atau sekarang taat kepada perkataan Tuhan?
Manusia harus menentukan pilihannya dan
tentu saja menanggung segala akibatnya jika
pilihannya itu salah.
SG | JULI 2016 | 14