SeminariGospel 02 | Page 14

WISDOMOFTHEBIBLE Pdm. Ir. Wignyo Tanto, M.M, M.Th photo by: Pdm. Rully M. Simorangkir M. Th alam sejahtera para pembaca dimanapun S berada, seperti telah saya sampaikan pada Edisi Pertama jurnal Seminari Gospel, bahwa kolom ini akan menjadi seri panjang, yang akan menjadi sarana bagi kita semua untuk mengalami pencerahan melalui pembaharuan akal budi, perubahan pola pikir, perubahan emosi, perubahan sikap hati (pikiran, perasaan, dan kehendak), sehingga berdampak dalam seluruh keberadaan kita sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Sebab, hanya dengan kebenaran yang Alkitabiah manusia bisa dibebaskan dari segala belenggu dunia ini, dan kemudian masuk ke dalam proses pemuridan dalam Tuhan (Yoh. 8:31-32). Pada edisi yang lalu kita sudah belajar bahwa ternyata manusia diciptakan segambar dan serupa dengan Allah sendiri. Dengan demikian, seharusnya setiap kita menyadari bahwa diri kita memiliki keserupaan dengan Pencipta kita, yaitu memiliki pikiran, perasaan, dan kehendak. Bahkan roh manusia asalnya dari Bapa di Surga (Ibr. 12:9) Dengan demikian, tidak heran kalau sebenarnya manusia dapat bertumbuh kemampuannya (baik sisi intelegensinya maupun sisi rohaninya) sampai tidak terbatas. Ingat, setelah menciptakan segalanya, Allah mengevaluasi semua ciptaan-Nya itu dan SeminariGOSPEL.com menilai bahwa semuanya itu “sungguh amat baik” (Kej. 1:31, wehinneh tov meod ‫ֵּה־טֹוב מ ְֹ֑אד‬ ֖ ‫) ְו ִהנ‬, artinya inilah kualitas yang paling baik, tidak ada yang lebih baik dari ini. Menyadari hal ini seharusnya setiap manusia bisa menjadi yang terbaik seperti yang dirancang oleh Tuhan. Sungguh tragis kalau hari ini manusia tidak mengenal siapa dirinya dan untuk apa ia diciptakan, sehingga seluruh dunia ini bermasalah, dan penyebabnya adalah manusia itu sendiri. Kalau hari ini kemampuan manusia terlihat sangat terbatas, itu karena: Pertama, manusia sudah jatuh ke dalam dosa, sehingga natur dosa yang ada membuat manusia lebih terbatas dan kecenderungannya malah berbuat jahat (malas, tidak bertanggung jawab, serakah, pelit, makan minum sembarangan, seks bebas dan karakter dosa lainnya yang sangat merusak kualitas seorang manusia). Kedua, karena memiliki mental block yang menghambatnya untuk maju terus. Banyak manusia gagal dalam hidupnya karena memiliki mental block ini. Dalam hal yang sama banyak orang merasa tidak akan mampu hidup kudus, dan ini berakibat fatal, ia membatasi kemampuannya sendiri. SG | JULI 2016 | 13