SeminariGospel 02 | Page 11

THECORE Pertanyaan yang muncul di benak kita berkaitan dengan mempergunakan kesempatan seperti yang Kristus teladankan adalah, kesempatan apa yang dimaksud dalam hal ini? Kesempatan terutama yang dimaksudkan-Nya adalah kesempatan untuk mengerjakan pekerjaan Bapa-Nya yang mengutus Dia. Lalu berlanjutlah kepada pertanyaan ke dua, apa yang dimaksud dengan pekerjaan Dia yang mengutus Yesus? Dalam seluruh sepak terjang Tuhan kita, Yesus Kristus, di muka bumi ini, kita dapat menyimpulkan bahwa pekerjaan Dia (Bapa) yang mengutus Dia adalah menyelamatkan jiwa-jiwa manusia yang ada di dunia ini. Usaha Tuhan untuk menyelamatkan seluruh umat manusia, mengembalikan mereka pada rancanganNya yang semula, yaitu menjadikan mereka segambar dan serupa dengan diri-Nya. Tak pelak lagi kita disadarkan bahwa pekerjaan itu pulalah yang seharusnya kita genapkan di dalam kehidupan ini. Melihat bahwa pekerjaan Bapa yang harus digenapkan oleh Kristus adalah menyelamatkan jiwa-jiwa, apakah berarti kita segera menyiapkan tim untuk berangkat ke daerah-daerah pedalaman dan tinggal menetap di sana demi memberitakan Injil kepada mereka? Atau mewartakan Injil di tengah-tengah umat beragama lain apa pun risikonya? Atau yang agak lebih universal, membagi-bagikan barang kebutuhan pokok bagi kaum miskin dan terlantar? Atau hal-hal lain yang serupa itu? Tunggu dulu! Sadarkah kita bahwa sebelum melakukan semuanya itu ada jiwa yang seharusnya menjadi sasaran mula untuk kita pedulikan keselamatannya, untuk kita rawat imannya dan mengarahkannya kembali untuk serupa dan segambar dengan Bapa di surga, yakni jiwa kita sendiri. SeminariGOSPEL.com Adakah kita sadar bahwa jiwa kita seharusnya ada dalam target utama kita? Sudahkah jiwa kita ada di dalam jalan keselamatan itu? Jika belum, inilah pekerjaan pertama yang Bapa percayakan kepada kita untuk kita lakukan. Pekerjaan pertama itu kita mulai dengan senantiasa bertanya sudahkah bersih motivasi hidupku? Sudah berkualitaskah pekerjaanku? Sudah bertanggung jawabkah diriku terhadap keluargaku? Adakah aku mengasihi sesamaku? Dan sekian banyak pertanyaan lainnya yang seharusnya setiap hari kita pertanyakan dan harus dengan sungguh kita jawab di sepanjang perjalanan hidup kita, “…selagi hari masih siang….”, sebagai bukti bahwa kita tidak menyianyiakan kesempatan berharga yang Tuhan sudah karuniakan bagi kita. Kesehatan yang Berharga Dan, perlu menjadi peringatan bagi kita bahwa “… sebentar lagi akan datang malam, di mana tidak ada orang yang dapat bekerja…,” Kesempatan itu akan berakhir, kita tidak dapat mengulangnya kembali. Setidaknya kesempatan itu akan berakhir di saat sakit penyakit mendera kita. Jadi bersyukurlah, dan maksimalkan hidup kita bagi Tuhan, melalui pekerjaan, rumah tangga, pelayanan, dan seluruh bagian hidup kita, sebab setelah sakit kita akan merasakan betapa berharganya semua kesempatan itu. Jadi jika kita menyadari betapa mahal dan berharganya kesehatan itu, maka menjaga kesehatan adalah bagian dari mempergunakan kesempatan sebaik-baiknya bagi kemuliaan nama Tuhan. SG | JULI 2016 | 10