THECORE
Pertanyaan yang muncul di benak kita
berkaitan dengan mempergunakan
kesempatan seperti yang Kristus teladankan
adalah, kesempatan apa yang dimaksud
dalam hal ini? Kesempatan terutama yang
dimaksudkan-Nya adalah kesempatan
untuk mengerjakan pekerjaan Bapa-Nya
yang mengutus Dia. Lalu berlanjutlah
kepada pertanyaan ke dua, apa yang
dimaksud dengan pekerjaan Dia yang
mengutus Yesus? Dalam seluruh sepak
terjang Tuhan kita, Yesus Kristus, di muka
bumi ini, kita dapat menyimpulkan bahwa
pekerjaan Dia (Bapa) yang mengutus Dia
adalah menyelamatkan jiwa-jiwa manusia
yang ada di dunia ini. Usaha Tuhan untuk
menyelamatkan seluruh umat manusia,
mengembalikan mereka pada rancanganNya yang semula, yaitu menjadikan mereka
segambar dan serupa dengan diri-Nya. Tak
pelak lagi kita disadarkan bahwa pekerjaan
itu pulalah yang seharusnya kita genapkan
di dalam kehidupan ini.
Melihat bahwa pekerjaan Bapa yang harus
digenapkan
oleh
Kristus
adalah
menyelamatkan jiwa-jiwa, apakah berarti
kita segera menyiapkan tim untuk
berangkat ke daerah-daerah pedalaman dan
tinggal
menetap
di
sana
demi
memberitakan Injil kepada mereka? Atau
mewartakan Injil di tengah-tengah umat
beragama lain apa pun risikonya? Atau yang
agak lebih universal, membagi-bagikan
barang kebutuhan pokok bagi kaum miskin
dan terlantar? Atau hal-hal lain yang serupa
itu? Tunggu dulu! Sadarkah kita bahwa
sebelum melakukan semuanya itu ada jiwa
yang seharusnya menjadi sasaran mula
untuk kita pedulikan keselamatannya, untuk
kita rawat imannya dan mengarahkannya
kembali untuk serupa dan segambar dengan
Bapa di surga, yakni jiwa kita sendiri.
SeminariGOSPEL.com
Adakah kita sadar bahwa jiwa kita
seharusnya ada dalam target utama kita?
Sudahkah jiwa kita ada di dalam jalan
keselamatan itu? Jika belum, inilah pekerjaan
pertama yang Bapa percayakan kepada kita
untuk kita lakukan.
Pekerjaan pertama itu kita mulai dengan
senantiasa bertanya sudahkah bersih
motivasi hidupku? Sudah berkualitaskah
pekerjaanku? Sudah bertanggung jawabkah
diriku terhadap keluargaku? Adakah aku
mengasihi sesamaku? Dan sekian banyak
pertanyaan lainnya yang seharusnya setiap
hari kita pertanyakan dan harus dengan
sungguh kita jawab di sepanjang perjalanan
hidup kita, “…selagi hari masih siang….”,
sebagai bukti bahwa kita tidak menyianyiakan kesempatan berharga yang Tuhan
sudah karuniakan bagi kita.
Kesehatan yang Berharga
Dan, perlu menjadi peringatan bagi kita
bahwa “… sebentar lagi akan datang malam,
di mana tidak ada orang yang dapat
bekerja…,” Kesempatan itu akan berakhir, kita
tidak dapat mengulangnya kembali.
Setidaknya kesempatan itu akan berakhir di
saat sakit penyakit mendera kita. Jadi
bersyukurlah, dan maksimalkan hidup kita
bagi Tuhan, melalui pekerjaan, rumah tangga,
pelayanan, dan seluruh bagian hidup kita,
sebab setelah sakit kita akan merasakan
betapa berharganya semua kesempatan itu.
Jadi jika kita menyadari betapa mahal dan
berharganya kesehatan itu, maka menjaga
kesehatan adalah bagian dari
mempergunakan kesempatan sebaik-baiknya
bagi kemuliaan nama Tuhan.
SG | JULI 2016 | 10