SeminariGospel 02 | Page 12

THECORE Pilihlah makanan yang sehat bagi tubuh kita, dan sebisa mungkin hindari konsumsi makanan yang tidak bermanfaat bagi tubuh kita. Memang orang sakit atau orang sehat akhirnya mati juga, namun mati dengan bertanggung jawab atas kesehatan kita tentu jauh lebih mulia dibandingkan dengan mati karena sembarangan memperlakukan tubuh ini. Olah raga pun sangat dibutuhkan bagi kelangsungan hidup kita, maka dari itu berolahragalah dalam porsi yang tepat bagi kesehatan kita. Waktu dan Keadaan Tak Ada Berikutnya, kesempatan itu akan berakhir di saat kita tidak berada di dalam waktu dan keadaan yang memungkinkan lagi. Lupakah kita bahwa setelah kita dilahirkan di muka bumi ini, kita sebagai manusia mengalami sebuah proses sederhana yang bernama proses penuaan. Seorang bayi yang terlahir ke muka bumi ini, pada umumnya secara alamiah tidak akan tinggal sebagai bayi selamanya, ia akan mengalami proses pertambahan usia, kian lama ia akan beranjak dewasa dan kian lama ia akan menjadi semakin tua dan terbatas geraknya. Saat kita semakin tua, waktu dan keadaan kita semakin tidak memungkinkan untuk melakukan banyak perbaikan pada diri kita, yang tersisa adalah penyesalan kita di usia senja. Kita berpikir: Kenapa tidak dari dulu saya bertobat? Jika sejak dari dulu betapa banyak hal yang bisa saya lakukan untuk Bapa di surga? Sekarang setelah uang tidak ada, tenaga sudah renta, waktu tak tiada, tak banyak lagi yang bisa bermakna. Penyesalan memang muncul selalu belakangan. Itulah gunanya bagi kita untuk selalu bersadar diri guna menempa batin sejak dari belia. SeminariGOSPEL.com Oleh sebab itu, jika usia kita masih muda, teruslah kembangkan diri dan pergunakan waktu yang ada, sehingga semua potensi dan kapasitas diri yang adalah karunia dari Bapa dapat dimaksimalkan bagi kemuliaan-Nya. Belajar dengan tekun, bekerja dengan giat, berkarya dengan leluasa di mana pun berada. Yakinlah, asal bukan dosa yang kita lakukan, Bapa berkenan atas apa yang kita kerjakan. Kematian Berikutnya, kesempatan kita akan berakhir jika kematian menjemput kita. Kisah orang kaya dan Lazarus di dalam Lukas 16:19-31 menjadi peringatan bagi kita, bahwa setelah kematian menjemput kita, maka tidak akan ada lagi kesempatan bagi kita untuk memperbaiki atau menebus kesalahankesalahan dan dosa yang telah kita lakukan di dunia ini. Dari kisah itu pula Bapa Abraham mengingatkan kepada orang kaya itu dan juga kita, bahwa kesempatan untuk memperbaiki diri, menyelamatkan jiwa kita dari api neraka, dari penghukuman kekal Tuhan, adalah saat kita masih hidup di bumi ini. Penutup Oleh sebab itu, selama kesempatan masih ada, mari kita maksimalkan hidup ini bagi pekerjaan Bapa digenapkan di dalam hidup kita. Perkarakanlah hidup kita di hadapanNya, berkaryalah bagi kemuliaan-Nya. Selamat berjuang! Tuhan memberkati. Ø SG | JULI 2016 | 11