Rumah Buku e-zine rumah buku vol.3 | Page 9

| cerpen
" Tak payah pura-pura ambil berat ! Sedar sikit , tugas awak cuma jadi ummi pada Afiq . Jangan ingat awak boleh rampas tempat arwah di hati saya . Apa yang jadi malam tu , anggap je satu kesilapan ." Katanya padaku dengan suara yang tinggi . Afiq yang terdengar kekecohan diluar bergegas bangun . " Kenapa ummi ?" Soalnya , sambil menggosok-gosok mata . " Eh sayang ummi dah bangun , tak ada apa-apa . Afiq pergi mandi ya , nanti ajak baba sarapan ." Kataku memujuk . Dia akur . Iskandar mendengus marah , pandangannya diarah kembali ke televisyen . Mereka sarapan berdua , aku hanya menyuapkan Afiq sahaja .
" Ummi tak makan ?" Soal Afiq . " Nanti ummi makan , Afiq makan dulu ye ." Ujarku . Dia tersenyum dan mengangguk .
* * * * * * * * * *
Dua minggu berlalu selepas perang dingin itu . Hari ini , tubuhku merasa berat sekali . Kepala ku pusing dan tekak terasa loya . Kebetulan Zahra menghubungi aku ketika itu , katanya hendak datang ziarah . Rindu , dah lama tak berjumpa . Aku pastinya mengalu-alukan kedatangannya bila-bila masa pun . Afiq hari ini ikut babanya keluar . Entah ke mana mereka pergi . " Assalammualaikum , Jannah ohh Jannah ." Seru Zahra . " Waalaikummusalam , ya sekejap ." Aku bergegas keluar untuk membuka pagar . Sebaik saja pagar dibuka , kami berdakapan erat . Sungguh , aku rindu . Kali terakhir kami jumpa masa majlis perkahwinan aku . " Jom masuk ." Kataku sambil menarik tangannya . Zahra hanya mengangguk . " Jannah , kau ok ? Aku tengok kau pucat je ." Ujarnya bila aku menghidangkan air dan kuih muih . " Aku ok , cuma pening sikit je . Kau dari mana ni ." Soalku . Lebih pada untuk mengalih perhatiannya . " Aku dari rumah Alang , ambil barang aku yang aku tinggalkan masa belajar dulu . Jannah , aku tau kau tak ok . Kenapa ni ?" Soalnya lembut seraya bangun dan duduk disebelah aku . " Eh , aku ok . Betul . Aku cuma pening sikit je hari ni . Tak tahulah apa masalah ." Ujarku dengan nada memujuk . " Ok , kalau macam tu jom aku bawa kau pergi klinik . Pergi siap sekarang ." Tegas suara Zahra . Aku hanya menurut . Aku masuk ke kamar , telefon aku capai lantas menghubungi Iskandar . Dua kali deringan , panggilan dijawab .
07