Rumah Buku e-zine rumah buku vol.3 | Page 24

| 100 p . p
Manusia
Manusia itu terpenjara dengan keegoaan yang kian dingin hingga meragut jiwanya sendiri yang akhirnya membawa kesengsaraan dalam hidup yang panjangan . Tragis ya saat mendengar ledakan ketawa duniawi yang suka menunding jari dalam menyelosori alur hidup sehari-hari .
Keegoanmu adalah tunjang kebodohanmu yang sarat terisi nada sinis saat melihat jalan hidupku yang pelik dan aneh walau ia tak menyentuh kehidupmu . Kau bangga dalam kepompong masyarakat yang penuh keegoaan yang sebenarnya membuat jiwamu terhakis dari hari ke hari hingga menjadi parah dan akhirnya mati .
Ya benar aku ini aneh kerana idelogiku dalam melihat kehidupan dari satu sisi yang berbeda tanpa ada nada sinis juga tanpa berteman melodi nafisi . Jadi tanyalah pada diri bagaimana pengakhiran hidup yang engkau inginkan ?
Afaf Salleh January 7 2017 Dibawah langgit-Mu
Seni
Simfoni-simfoni indah dari instrumental Near light aku buka sekuat-sekuatnya . Lantas itu aku ambil cat minyak lalu mewarnai permukaan kanvas yang suci ini . Aku tertawa kecil . Kalaulah maruah aku sesuci putih kanvas ini . Akan aku tidak liat menyembah-Nya .
Berus halus dicelupkan ke dalam cat minyak yang bercampurkan darah pekat . Aku tertawa lagi . Beberapa jam aku luangkan dan Ia sempurna . Ini seni yang terulung . Kemudiannya , aku bangun untuk membersihkan tangan yang lekit .
Tinggalnya seni lukisan seorang perempuan bermain harpa dan wanita dengan tona merah yang digelapkan menjadi realistik . “ Darah ibu eksentrik ..” Aku bermonolog sambil menghirup darah pekat lebihan untuk minum petang .
Hana Nabiha
22