Rumah Buku e-zine rumah buku vol.3 | Page 23

| 100 p . p
Ballerina
Muda dan cantik , dengan senyuman menggoda mata melirik , manja . Badannya yang kecil itu melayang-layang seolah sedang ditiup melodi berkumandang . Gerak kakinya lincah seiring dengan melodi yang semakin lama semakin rancak .
Setiap satunya aku pandang tanpa jemu , membuat aku jatuh cinta berkali-kali tanpa ragu . Aduhai gadis ballerinaku .
Pergerakkannya hebat , sehebat rancanganku yang telah dipersiapkan . Kau , ballerina jelita , akan jadi sebahagian dari mereka-mereka yang sedang ada dalam studioku .
Wajahku menguntum senyuman manis , tangan menghulur sejambak bunga ros putih . Bunga bersambut , senyuman dibalas . " Terima kasih ," ujarnya lembut . Dihidu bunga itu penuh lembut , dan pandangannya makin kabur . Lalu , gelap .
" Ayuh , kita " pulang ", sayang ." Ajakku , sambil menggendongnya .
WandaAlwani Telegram . me / penaberduri
My Ballerina
Kaku . Seluruh tubuhku kebas tak merasa apa-apa . Apatah lagi mahu digerakkan . Aku melihat sekeliling , wayar-wayar berselirat ditubuhku . Tubuh kaku aku semakin pucat . Aku melihat darah aku disedut keluar sedikit demi sedikit dan di satu wayar yang lain ada sejenis cecair sedang mengalir masuk ke dalam tubuhku .
Denyut nadi aku semakin lemah , pandangan aku semakin kabur . Tiba-tiba , muncul seorang lelaki , menghampiri aku sambil tersenyum . Mengusap lembut wajahku , " My Ballerina ." Ujarnya .
Akhirnya , pandangan aku gelap . Nadiku , terhenti . Sunyi .
Dingin , terlalu dingin studio itu . Namun kelihatan kemas , dan unik dengan koleksi ' patung ' mannequin ballerina yang tersusun rapi pelbagai gaya . Cantik , seolah ia ' hidup '. Joshua , tersenyum puas .
WandaAlwani Telegram . me / penaberduri
21