cerpen pendek
Satu persatu menjengah di minda , Perlahan-lahan mengundang air mata . Cincin di jari aku renung sayu , Gugur jua air mata pilu , Damailah disana wahai pujaanku , Ku kirimkan doa bersarat rindu . MiftahulJannah Perlis , Ogos 13
" Perghhh jiwangnya kau ." Komen Zahra , setelah puisi itu aku update di chanel . Entah kenapa , malam itu ingatan aku kuat pada arwah . Rindu , mungkin . Rasa macam baru semalam kami bertunang , masih terngiang-ngiang suara Haris . " Terima kasih , sudi terima saya . In shaa Allah , kita sama-sama bina istana di " Jannah " ye awak ."
Namun , aturan Allah berbeza . Haris dijemput pulang menemui-Nya , mendahului kami . Tanpa amaran , tanpa pamit , tanpa pesanan . Haris pergi begitu saja . Sungguh , aku hampir hilang arah bila Haris tiada . Semua rancangan , semua janji , aku rasa macam sia-sia . Selama dengan Haris , dia memang manjakan aku . Apa aku mahu , semua dia turutkan . Sampai kadang-kadang mama marahkan aku sebab susahkan Haris . Tapi bagi Haris , dia buat dengan rela hati .
" Biarlah apa orang kata , saya buat dengan rela hati . Sebab saya nak tengok , Jannah kesayangan saya tersenyum gembira ."
Lalu , malam itu , selebatnya hujan yang membasahi bumi , sama lebat seperti air mataku yang gugur merindukan Haris . Setelah pemergian Haris , makan masa juga untuk aku bangun semula . Untuk belajar berdikari semula .
Zahra , seorang sahabat sejati yang tak akan ada galang ganti . Disetiap jatuh bangun aku , ada dia . Dari dulu hingga saat ini , tak pernah jemu menghulur tangan , menemani aku dalam setiap langkah . Meminjamkan bahu bila aku perlukan , dan tak pernah lelah memberi nasihat bila aku sedang berperang dengan perasaan . Macam mana dia tengok aku jatuh dulu bila Haris pergi , dia teguh berdiri disisi aku memastikan aku tak pernah sendiri . Zahra bawa aku kembali . Kembali ke dunia nyata . Dunia yang adanya sebuah realiti paling hakiki , iaitu Allah . Dari situlah , aku , siapa aku hari ini . Cuma malam ini , aku rebah . Terlalu lama sudah aku pendam , dan hari ini aku lelah .
11