TOP STORY
investor asing, pelemahan
rupiah dan fluktuasinya cukup memusingkan. Panduan
investasi di emerging markets yang diterbitkan Goldman Sachs Asset Management menyatakan, 62% hasil
investasi dan 72% volatilitas
JPM-EMBI Global indeks selama 10 tahun terakhir ditentukan oleh bobot nilai tukar.
JPM-EMBI adalah J.P. Morgan
Emerging Markets Bond Index
Global, sebuah indeks obligasi dari emerging markets
Sifat investasi portofolio yang mudah masuk dan keluar membuat pelemahan rupiah mendorong asing untuk mengambil
langkah siap siaga. Hal ini tampak dari aliran dana asing yang
masuk ke pasar obligasi di Indonesia. “Kalau kita lihat selama
ini, melemahnya rate kurs rupiah/USD pasti akan memicu adanya outflow asing,” ujar Analis Obligasi PT Trimegah Securities,
Soni Pande.
Pada umumnya, imbuh Soni, investor asing menanamkan dananya di Indonesia saat rupiah berada di level Rp 9.100-9.200
per dolar AS. Sehingga, adanya pelemahan kurs akan mengakibatkan adanya asumsi dana yang hilang. “Itu average ketika
mereka masuk ke Indonesia dulu. Kalau kursnya itu naik sampai
Rp 10.000, otomatis ada kerugian di kurs. Itu yang harus dijaga
oleh BI. Jangan sampai outflow terjadi terus,” tegasnya.
Pelemahan nilai tukar rupiah kini berdampak
pada menurunnya harga surat utang negara (SUN). Hal ini berlaku baik untuk
SUN dengan tenor panjang maupun
pendek. Penurunan terbanyak terjadi
pada tenor menengah pendek, seperti seri
acuan bertenor 5 tahun yakni FR0066. Sementara harga SUN bertenor 20 tahun yakni FR0065 tidak mengalami pergerakan yang berarti.
Analis Obligasi Sucorinvest Central Ghani Ariawan
mengatakan, selama rupiah masih tetap saja loyo terPIALANG INDONESIA
19 ??QT?H
??P??PT?H?L??