RESEARCH
MARKET
untuk defisit, yaitu 2 persen dari
total APBN, sehingga dalam kacamata mata uang itu berarti pemerintah Indonesia mengalami kekurangan pembiayaan dolar AS hingga
US$20 miliar. Kesempatan dan kacamata inilah yang menjadi ajang
spekulasi bagi para spekulan untuk
mencoba menggoyang rupiah sehingga rupiah sempat turun hingga
level Rp11.500 untuk tiap dolarnya.
Apakah hal ini akan berkelanjutan? Apabila kita pandang lebih lanjut dari pola current account Indonesia maka sejatinya defisit terbesar
datang dari impor minyak yang telah
diselesaikan melalui kenaikan BBM
di akhir Juni 2013. Memang, kenaikan BBM ini tergolong terlambat
sehingga defisit sempat membengkak sampai 4 persen anggaran.
Meski demikian, kondisi Indonesia
masih lebih baik dibandingkan India, Brasil, dan Afrika Selatan yang
juga mengalami defisit pada neraca
seiring kebijakan subsidi serta anggaran sosial yang berlebihan. Kita
berharap melemahnya rupiah akan
mengurangi pola konsumsi barangbarang impor yang sudah mulai biasa dilakukan oleh kelas menengah
di Indonesia.
Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia mengeluarkan kebijakan
untuk menaikkan angka BI Rate
sebesar 25 basis poin menjadi 7,25
persen dari 7,00 persen. Besarnya
kenaikan telah sesuai dengan ha-
PIALANG INDONESIA
52
rapan banyak pihak, terutama dari
sisi pemangku kepentingan seperti
pemerintah, kalangan perbankan,
serta para pengusaha nasional yang
berkepentingan untuk nilai tukar
yang lebih stabil. Dari pasar modal
sendiri keputusan ini disambut cukup baik seiring kemampuan IHSG
untuk berada di zona hijau setelah
pengumuman BI Rate ditambah
dengan masih adanya capital inflow
dari dana asing.
Pertanyaannya, apakah imbas
dari kenaikan BI Rate kali ini? Pertama yang menjadi sorotan Investa
adalah kenaikan BI Rate kali ini lebih dilakukan oleh Bank Indonesia
untuk menarik kelebihan likuiditas
dari masyarakat dan meningkatkan
jumlah simpanan masyarakat pada
sistem perbankan Indonesia. Mengapa hal tersebut penting? Alasan
yang menjadi sorotan kami adalah
relatif tingginya nilai LDR (loan deposit ratio/ rasio utang dibanding
simpanan) pada perbankan Indonesia yang saat ini secara rata-rata
berada di titik tertinggi, hingga 90
persen. Idealnya, nilai LDR ada di
kisaran 75-85 persen agar perbankan tidak kesulitan likuiditas ketika
masyarakat membutuhkan.
Investa mencatat beberapa bank,
khususnya bank kecil, telah menaikkan suku bunga deposito mereka
hingga level 7 persen seiring dengan kesempatan untuk meningkatkan dana simpanan di bank mer-
EDISI 14 OKTOBER 2013