MARKET
MARKET
MACRO VIEW
bruto (PDB). Jumlah ini mengalami peningkatan 69 persen dari
kuartal sebelumnya sebesar USD5,8 miliar. Defisit tersebut sekaligus melanjutkan defisit transaksi berjalan selama tujuh kuartal
terakhir sejak kuartal IV-2011.
Kondisi ini mirip dengan situasi menjelang krisis 1998. Saat itu
neraca transaksi berjalan Indonesia mengalami defisit berkepanjangan. Tidak tanggung-tanggung, 17 tahun! Antara 1981-1997.
Selama periode tersebut, tahun 1995 dan 1996 mencatatkan
defisit terbesar, yakni masing-masing USD6,8 miliar dan USD7,3
miliar.
Peningkatan defisit lantaran impor minyak yang meningkat 35
persen dari USD3,4 miliar pada 1990 menjadi USD4,6 miliar pada
1996. Sebaliknya, nilai ekspor minyak justru turun 11 persen dari
USD7,6 miliar pada 1990 menjadi USD6,8 miliar di 1996. Pada
1997, neraca transaksi berjalan tercatat mengalami defisit USD5
miliar. Tahun berikutnya tercatat surplus USD4,1 miliar.
Meski mengalami defisit neraca transaksi berkepanjangan,
pemerintah Orde Baru tetap optimistis dengan kekuatan ekonomi mereka. Ini karena Indonesia masih mengalami surplus minyak yang menjadi sumber utama pendapatan negara.
Masih surplusnya neraca perdagangan minyak Indonesia
pada saat itu disebabkan pemerintah mampu menjaga stabilitas
impor minyak. Ini dilakukan dengan menyesuaikan harga BBM
secara berkala dengan tingkat harga minyak mentah internasional.
Dengan rezim pemerintahan yang otoriter saat itu tidak ada
tantangan berarti bagi pemerintah untuk mengambil kebijakan
menaikkan harga BBM. Setiap kali ada gejolak harga minyak internasional dan gejala resesi dunia, pemerintah buru-buru menaikkan harga BBM.
Bahkan harga BBM pada pemerintahan Soeharto jauh lebih
tinggi dari harga minyak mentah di pasar internasional. Alhasil
neraca perdagangan minyak masih mengalami surplus, meskipun nilai ekspor terus menurun.
Data Dana Moneter Internasional (IMF) menunjukkan, antara
1981-1990 nilai ekspor minyak Indonesia rata-rata turun 7 persen
per tahun. Sebaliknya, nilai impor meningkat rata-rata 4 persen
per tahun. Adapun defisit neraca transaksi berjalan naik rata-rata
18 per tahun.
PIALANG INDONESIA
43
EDISI 14 OKTOBER 2013