MARKET
MARKET
MACRO VIEW
Dengan impor yang lebih tinggi, sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang melemah membuat inflasi menguat. Harga-harga
pun semakin mahal.
Penjualan mobil dan konsumsi minyak
Pemerintah memang telah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) untuk menekan impor minyak, serta mengeluarkan paket
pengalihan BBM ke biofuel. Namun, kebijakan ini tidak bisa sertamerta mengurangi konsumsi BBM.
Berdasarkan data BP Statistical Review 2013, konsumsi minyak
Indonesia mencapai 45 persen dari total konsumsi energi 2012. Padahal, produksi minyak Indonesia sejak 2002 justru terus mengalami penurunan, rata-rata 3 persen per tahun.
Pada 2002 produksi minyak Indonesia sebesar 1,289 juta barel
per hari, melorot pada 2012 hanya 918 ribu barel per hari. Tingkat
produksi ini lebih rendah dibandingkan jumlah konsumsi tahun 2012
yang mencapai 1,565 juta barel per hari.
Menurut analisis tim ekonomi BP, tingginya konsumsi minyak
di negara-negara berkembang disebabkan meningkatnya jumlah
penjualan kendaraan bermotor. Jika di negara-negara anggota Organization for Economic Co-operation and Development (OECD)
sejak 2005 menunjukkan tren konsumsi minyak yang menurun. Di
negara-negara berkembang, termasuk China, justru menunjukkan
peningkatan konsumsi.
Jika dirata-ratakan, rata-rata konsumsi minyak di Indonesia naik
sekitar 3 persen per tahun (dari
1,184 juta barel per hari pada 2002
menjadi 1,565 juta barel per hari
pada 2012). Peningkatan konsumsi minyak ini sejalan dengan
pertumbuhan penjualan kendaraan bermotor. Ini terlihat dari pertumbuhan penjualan kendaraan
bermotor rata-rata 12 persen per
tahun antara periode 2002-2012.
Per Juli 2013, defisit neraca minyak sudah mencapai USD2,8 miliar, dan secara kumulatif selama tujuh bulan mencapai USD16,2 miliar
atau naik 30,6 persen. Dalam peri-
PIALANG INDONESIA
39
EDISI 14 OKTOBER 2013