MARKET
MARKET
NEWS
CLSA, CIMB, dan Ciptadana Securities sebagai co-lead managers, itu harus memangkas harga jauh dari target awal. Pemilik
ticker SILO itu semula mematok angka Rp11.200-14.200 per lembar saham sebagai harga perdana mereka. Namun, buruknya
kondisi pasar, membuat harga didiskon 49% menjadi Rp9.000.
Begitu pula dengan jumlah saham yang dilepas, hanya 156,1 juta
lembar dari rencana 162,75 juta lembar saham. Perolehan pun
menyusut Rp900 miliar menjadi hanya Rp1,4 triliun dari target
Rp2,3 triliun.
Perubahan yang membuat perolehan mereka juga menipis.
Akibatnya, penyesuaian terhadap rencana-rencana penggunaan hasil IPO dilakukan. Dari dana Rp1,4 triliun tersebut, manajemen Siloam mengalokasikannya sekitar 52,5% untuk pembelian peralatan medis, perluasan rumah sakit yang
telah ada, serta pembangunan rumah sakit baru. Senilai 27,% akan digunakan untuk pembayaran sebagian
dana yang diperoleh dari induk usaha, yaitu PT Lippo
Karawaci Tbk., yang sebelumnya telah digunakan untuk belanja modal (capital expenditure/capex) untuk
pembangunan dan pengembangan rumah sakit. Sisanya, sekitar 20%, akan digunakan perusahaan untuk
membiayai akuisisi rumah sakit, operator rumah sakit,
dan perusahaan heath care yang akan mendukung
JOHN HERRY TEJA,
operasi Siloam Hospitals.
Direktur PT Ciptadana Securities
Direktur PT Ciptadana Securities, John Herry Teja,
menilai saham Siloam banyak diminati investor asing.
Dalam pandangan Teja, investor asing memandang
saham yang bergerak di bisnis rumah sakit atau consumer care
ini memiliki prospek yang cerah. “Pertumbuhan populasi penduduk Indonesia tinggi, namun jumlah rumah sakit atau pelayanan kesehatan masih kurang sekali,” paparnya.
Dengan dilepasnya 13,5% saham Siloam ke publik, maka PT
Lippo Karawaci Tbk (LPKR) memiliki kepemilikan mayoritas dengan porsi 86,5%. PT Siloam International Hospitals berdiri pada
1996 dan tercatat telah memiliki 14 rumah sakit yang berlokasi
di 11 provinsi di Indonesia. Hingga lima tahun ke depan, Siloam
menargetkan dapat mengelola hingga 40 rumah sakit di seluruh
penjuru Nusantara.
“Pertumbuhan populasi penduduk Indonesia tinggi, namun jumlah rumah sakit atau
pelayanan kesehatan
masih kurang sekali,”
PIALANG INDONESIA
36
EDISI 14 OKTOBER 2013