Pialang edisi 14 oktober 2013 | Page 36

MARKET MARKET NEWS CLSA, CIMB, dan Ciptadana Securities sebagai co-lead managers, itu harus memangkas harga jauh dari target awal. Pemilik ticker SILO itu semula mematok angka Rp11.200-14.200 per lembar saham sebagai harga perdana mereka. Namun, buruknya kondisi pasar, membuat harga didiskon 49% menjadi Rp9.000. Begitu pula dengan jumlah saham yang dilepas, hanya 156,1 juta lembar dari rencana 162,75 juta lembar saham. Perolehan pun menyusut Rp900 miliar menjadi hanya Rp1,4 triliun dari target Rp2,3 triliun. Perubahan yang membuat perolehan mereka juga menipis. Akibatnya, penyesuaian terhadap rencana-rencana penggunaan hasil IPO dilakukan. Dari dana Rp1,4 triliun tersebut, manajemen Siloam mengalokasikannya sekitar 52,5% untuk pembelian peralatan medis, perluasan rumah sakit yang telah ada, serta pembangunan rumah sakit baru. Senilai 27,% akan digunakan untuk pembayaran sebagian dana yang diperoleh dari induk usaha, yaitu PT Lippo Karawaci Tbk., yang sebelumnya telah digunakan untuk belanja modal (capital expenditure/capex) untuk pembangunan dan pengembangan rumah sakit. Sisanya, sekitar 20%, akan digunakan perusahaan untuk membiayai akuisisi rumah sakit, operator rumah sakit, dan perusahaan heath care yang akan mendukung JOHN HERRY TEJA, operasi Siloam Hospitals. Direktur PT Ciptadana Securities Direktur PT Ciptadana Securities, John Herry Teja, menilai saham Siloam banyak diminati investor asing. Dalam pandangan Teja, investor asing memandang saham yang bergerak di bisnis rumah sakit atau consumer care ini memiliki prospek yang cerah. “Pertumbuhan populasi penduduk Indonesia tinggi, namun jumlah rumah sakit atau pelayanan kesehatan masih kurang sekali,” paparnya. Dengan dilepasnya 13,5% saham Siloam ke publik, maka PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) memiliki kepemilikan mayoritas dengan porsi 86,5%. PT Siloam International Hospitals berdiri pada 1996 dan tercatat telah memiliki 14 rumah sakit yang berlokasi di 11 provinsi di Indonesia. Hingga lima tahun ke depan, Siloam menargetkan dapat mengelola hingga 40 rumah sakit di seluruh penjuru Nusantara. “Pertumbuhan populasi penduduk Indonesia tinggi, namun jumlah rumah sakit atau pelayanan kesehatan masih kurang sekali,” PIALANG INDONESIA 36 EDISI 14 OKTOBER 2013