FOCUS
MARKET
Tren itu tidak terlepas dari dukungan positif baik dari sisi makro
ekonomi maupun dari kinerja emiten.
Pertengahan tahun ini tren positif itu mulai kelihatan. Tercatat
hingga 18 Juni lalu, rata-rata transaksi harian BEI sudah mencapai Rp6,9 triliun. Ini menunjukkan perkembangan kinerja karena
lebih tinggi dari target yang ditetapkan sebesar Rp5,9 triliun. Pada
awal Agustus ini, pasar modal Indonesia memasuki usia 36 tahun.
Usia yang makin dewasa dan mapan. Ibarat siklus manusia, usia
demikian itu tentu sudah melewati tahapan membujang atau single
menuju fase kemapanan awal.
Bursa efek sebenarnya diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto pada 10 Agustus 1977 di bawah pengelolaan Bapepam. Tanggal itu menjadi HUT pasar modal yang juga ditandai dengan go
public PT Semen Cibinong [kini PT Holcim Indonesia Tbk] sebagai
emiten pertama.
Usia 36 tahun ini, bukan lagi berkutat pada sebuah perjalanan,
tapi lebih pada pencapaian dan jejak peran selama ini. Apakah
pasar modal dalam kematangan usia ini sudah berdampak besar
terhadap kehidupan bermasyarakat. Sebesar apa kontribusinya
bagi perekonomian Indonesia?
Saat ini dari kuantitas produk memang bertambah dengan
adanya diversifikasi misalnya jumlah emiten sudah bertambah
dari hanya 50-an kini menjadi 460, emiten obligasi juga
di atas 158 pada akhir 2000. Belum lagi pertumbuhan reksa dana cepat sekali dalam mengektensifkan
pemodal kecil, sebagai pemantik ketertarikan mereka
merambah saham.
Pasar modal juga sudah memiliki reksa
dana syariah, sukuk (obligasi syariah),
dan dua patokan indeks syariah
yakni JSX Islamic Index dan
Indonesia Sharia Stock Index. Sudah lebih ‘halal’ kata
ulama.
Keterbukaan informasi
pun mendorong rating Indonesia (rating score) jauh
lebih baik level 37 pada
2005 dari posisi sebelPIALANG INDONESIA
50
EDISI 12 AGUSTUS 2013