FOCUS
MARKET
“Dengan kapitalisasi
pasar Rp1.250 triliun
lebih saja sudah
menempatkan kita
sebagai salah satu
pasar modal penting
di Asia, padahal baru
saja 10 tahun yang
lalu kita bertengger
di peringkat 40-an
dengan kapitaisasi
berkisar antara
Rp200 triliunan,”
UBAIDILAH NUGRAHA,
CFO TRIMEGAH SECURITIES, Tbk
umnya yang tak jelas kendati data Asian Corporate Governance
Association menunjukan negara tetangga lebih baik misalnya Singapura (70), Malaysia (56), Thailand (50), bahkan Filiphina (46).
Ubaidillah Nugraha, CFO PT Trimegah Securities Tbk, dalam
buku Catatan Keuangan dan Pasar Modal (2008), optimistis dengan peluang pertumbuhan bursa efek ke depan, apalagi persentase kapitalisasi bursa terhadap GDP naik dari waktu ke waktu.
Dari hanya kurang dari 10persen pada awal 1990-an hingga
menjadi 16persen pada 2000, lalu tercatat 30persen pada 2005.
“Dengan kapitalisasi pasar Rp1.250 triliun lebih saja sudah menempatkan kita sebagai salah satu pasar modal penting di Asia, padahal baru saja 10 tahun yang lalu kita bertengger di peringkat 40-an
dengan kapitaisasi berkisar antara Rp200 triliunan,” katanya.
Prediksi itu tepat. Hingga Mei lalu, Direktur Utama BEI Ito Warsito
membeberkan bahwa kapitalisasi pasar modal Indonesia akhirnya
tembus di atas Rp 5.000 triliun [US$500 miliar]. Tapi jangan senang
dahulu Pak, karena saat ini, kapitalisasi pasar kita masih kalah
dengan bursa Singapura, US$ 60,2 miliar. Ito menargetkan pada
2015–2018, BEI bakal melampaui bursa Singapura.
Sektor riil
Meski demikian, pertanyaan berikutnya muncul. Dengan besaran kapitalisasi, transaksi harian, dan jumlah investor yang [baru]
mencapai 281.256 per akhir tahun lalu, apakah sudah berkontribusi besar terhadap sektor riil dan pengusaha kecil dengan dana
terbatas?
Persepsi yang mengemuka ialah pasar modal itu masih dihubungkan dengan wilayah investasinya orang kaya atau toys for
the rich. Pasar modal juga masih dipandang merupakan ajang spekulasi bagi triliunan dana hedge fund (pengelola dana global).
Padahal perusahaan-perusahaan di sektor riil yakni jasa, perdagangan, dan manufaktur butuh modal jangka panjang; modal utang
dan ekuitas yang digunakan untuk belanja investasi jangka panjang pula. Ini yang belum dimaksimalkan betul di pasar modal.
Barangkali keengganan mereka masuk ke pasar modal karena
khawatiran kendali atas perusahaan berkurang, ketakutan rahasia
perusahaan diketahui, atau bisa jadi karena memang belum memahami mekanisme mencari dana lewat pasar modal.
Adapun bagi pengusaha kecil atau pengusaha dengan dana
PIALANG INDONESIA
51
EDISI 12 AGUSTUS 2013