MARKET
FOCUS
36 TAHUN PASAR MODAL INDONESIA
Masihkah Saham
[hanya] untuk Hedge Fund?
Suara khas penyanyi pop
Cakra Khan mengalun
merdu dari ruang perdagangan gedung Bursa Efek
Indonesia ketika dia melantunkan lagu ‘Bersatu dan
Maju’ hasil karya Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono. Lagu itu menjadi
pengiring gelaran pembukaan perdagangan perdana
Bursa Efek Indonesia (BEI)
pada 2 Januari awal tahun
ini setelah perdagangan
saham ditutup pada akhir
tahun lalu, 28 Desember.
PIALANG INDONESIA
Turut
hadir membuka perdagangan pertama itu
Wakil Presiden Boediono, Menteri Keuangan
Agus Martowardojo [kini Gubernur Bank Indonesia], Menteri Perdagangan Gita Wiryawan, dan Ketua Dewan Komisioner Otoritas
Jasa Keuangan Muliaman D. Hadad. Seperti semangat dalam lagu
itu, BEI mengakhiri perdagangan tahun lalu dengan pertumbuhan
indeks harga saham gabungan (IHSG) mengesankan, sebesar
12,94persen. Tren positif itu diharapkan terus berlanjut tahun ini
sehingga semua institusi terkait dengan sektor keuangan saling
memperkuat koordinasi kerja.
“Apresiasi kami kepada Anda semua, para pelaku dan pengelola pasar modal. Di tengah situasi keuangan dunia yang penuh
ketidakpastian, Indeks mencatatkan pertumbuhan menggembirakan pada tahun lalu,” tutur Wapres ketika itu.
Sepanjang 2012, animo pelaku pasar modal masuk bursa masih
tinggi terlihat dari 23 emiten baru dengan total dana Rp29,97 triliun. Dana IPO Rp10,14 triliun, penawaran umum terbatas atau rights
issue Rp18,19 triliun, dan penerbitan waran Rp1,64 triliun. Kenaikan
IHSG 12,94persen menjadi 4.316,687 itu sekaligus menempatkan
BEI sebagai bursa dengan pertumbuhan terbaik ke di Asia Pasifik.
8
49
EDISI 12 AGUSTUS 2013