Pialang edisi 12 agustus 2013 | Page 40

TOP STORY Prijono Sugiarto Mengawal Keseimbangan Bisnis Sebuah kesalahan pencatatan kredit ekspor menceburkan Astra International pada bisnis automotif. Di tahun 1967, Astra mendapat tender pengadaaan generator listrik buatan General Motors pada Perusahaan Listrik Negara (PLN). Entah kenapa terjadi kesalahan pencatatan, sehingga proyek genset itu justru jatuh kepada Garuda Diesel. Astra, yang telanjur membayar kepada General Motors, meminta ganti 800 truk Chevrolet. “ nya untuk mencari ladang usaha baru yang bisa merangkul orang-orang kecil. Setidaknya mengimbangi bisnis mobil yang masih dijadikan simbol antek neoliberal waktu itu. Konon memakai uang pribadi, William mendirikan Multi Agro pada Juli 1973 yang bergerak dibidang perkebunan. Dia mengenalkan Sistem Perkebunan Inti Rakyat (PIR) untuk mengelola jutaan hektare perkebunan karet. Gagasan itu mengubah wajah William menjadi pengusaha yang lebih peduli dengan rakyat, disamping menikmati gurihnya booming harga komoditas pada rentang waktu 1973 sampai 1987 yang melecut keuntungan Astra menjadi berlipat-lipat. Pada tahun 1987 ekspor karet Astra ke Amerika Serikat, antara lain memasok pabrik ban Goodyear ikut mengumpulkan devisa 97 juta dolar. Astra dengan bisnis automotif dan komoditas benar-benar menjadi bintang lapangan yang patut mengundang iri. Sekarang Astra tumbuh menjadi konglomerasi diberbagai sektor. Belajar dari nol, kini Waktu itu kami mendapatkan keuntungan dan bunga sekitar 400 ribu dolar,” kata Almarhum William Soeryadjaya. ‘’Truk sangat dibutuhkan waktu itu, sehingga larisnya seperti pisang goreng”. William tampak ketagian pada bisnis ini, meskipun pada awalnya harus potang panting mencari lisiensi agen penjual mobil impor. Dia gagal mendapatkan izin dari General Motors untuk mendatangkan mobil Chevrolet, begitu pula Nissan dari Jepang yang tidak mau menangapi proposal penawaran, karena Astra tidak memiliki latar belakang berjualan mobil. Jatuh, tumbuh dan bangun menyertai perjalanan Astra, terutama saat pecah kerusuhan Januari 1974 (Peristiwa Malari). Salah satu gedung Astra Motor di jalan protokol, Jenderal Sudirman dibakar massa karena mobil Toyota dianggap sebagai antek Jepang. Keresahan sosial karena jurang kasta ekonomi yang makin lebar adalah pemicu peristiwa itu. Kejadian genting itu cukup membekas pada hati William, sehingga menggerakkan nurani bisnis- PIALANG INDONESIA 40 EDISI 12 AGUSTUS 2013