PARAS - March 2016 Edition electronic trial version | Page 11

Menuju Holding Bank BUMN
Pembentukan holding bank BUMN merupakan salah satu dari 14 sektor yang bakal diajukan Kementerian BUMN kepada Presiden Joko Widodo. Nantinya, empat bank BUMN yaitu Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia( BRI), Bank Negara Indonesia( BNI), serta Bank Tabungan Negara( BTN) akan berkedudukan setara.“ Mirip dengan Temasek di Singapura dan Khazanah di Malaysia,” ujar Gatot Trihargo, Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan Kementerian BUMN.
Salah satu kendaraan untuk mewujudkan holding adalah peluncuran ATM terintegrasi pada pertengahan Desember lalu, bernama ATM Himbara Link Merah Putih. Tahun 2016, kata Gatot, akan ada beberapa merger produk lain yang tercipta. Misalnya, mesin electronic data capture( EDC) terintegrasi.
Gatot mencatat setidaknya ada enam manfaat yang bisa diperoleh bank BUMN dengan terbentuknya holding. Pertama, kapasitas pemberian kredit menjadi lebih baik. Kedua, optimalisasi aset bank-bank BUMN. Ketiga, tercipta database( pusat data) terintegrasi.
Manfaat keempat yang bisa diperoleh, efisien dari segi belanja modal. Kelima, sinergi pemberian dividen. Keenam, meningkatkan nilai perusahaan atau rating ketika ingin mencari pendanaan lewat surat utang.
Pembentukan holding agar efisiensi bisa lebih dimaksimalkan. Ujungujungnya,“ Keempat bank BUMN ini akan lebih cepat berkembang menjadi bank yang besar.”
( Maryono)
Foto: Dahlan RP
DIPIMPIN SEORANG PEJABAT
Mulya E. Siregar, Deputi Komisioner OJK berpendapat, holding bank BUMN sejalan dengan konsep pengawasan terpadu( integrated supervision). Selain itu, konsep holding juga sebagai bentuk penerapan aturan kepemilikan tunggal.“ Holding dipimpin oleh pejabat yang ditunjuk pemerintah,” ujarnya.
Dukungan pun mengalir dari direksi bank BUMN. Direktur Utama Bank BTN Maryono menyatakan, pembentukan holding agar efisiensi bisa lebih dimaksimalkan. Ujung-ujungnya,“ Keempat bank BUMN ini akan lebih cepat berkembang menjadi bank yang besar,” katanya.
Seperti halnya Maryono, Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin dan Direktur Utama Bank BNI Achmad Baiquni menyatakan hal yang sama. Menurut Baiquni, pembentukan holding ini bertujuan agar bank milik pemerintah menjadi bank besar di kawasan Asia Tenggara.
“ Selain itu, nantinya ketika sudah terbentuk holding, diharapkan biaya logistik dan operasional akan lebih ringan sehingga mendorong efisiensi,” kata dia.
Menurut Baiquni, peluncuran ATM Himbara Link yang direalisasikan Desember lalu merupakan satu langkah maju.
Sebelumnya, kartu uang elektronik( e-money) bersama terintegrasi sudah terwujud lewat pembukaan akses e-Toll milik Bank Mandiri kepada saudara-saudaranya sesama bank BUMN beberapa waktu lalu.
Sebenarnya, strategi pembentukan holding sudah sejak jauh dilakukan oleh bank swasta, terutama yang telah dikuasai investor asing. Misalnya, business cooperating agreement( BCA) yang diteken Standard Chatered Bank dengan Bank Permata. Dengan Stanchard, misalnya, Permata yang belum terlalu familiar di pasar global bisa memanfaatkan jaringan milik bank asal Inggris itu.
Di luar itu, Permata juga langsung menerapkan best practice international yang telah dilakukan Stanchard, termasuk yang berkaitan dengan good corporate governance. Permata pun rela melikuidasi produk kredit kepemilikan mobil( KKM) yang menjadi andalannya. Sebagai gantinya, Permata melakukan joint financing dengan Astra Sendaya Finance, multifinance milik Astra International.
Langkah yang sama juga diayunkan Bank Buana dan NISP. Bank Buana, misalnya, menjalin kerjasama dengan UOB Bank Indonesia. Sementara Bank NISP merentas jejak serupa dengan OCBC Bank Indonesia. Melalui sinergi bisnis ini, kedua bank itu bisa menekan beberapa komponen biaya seperti pengembangan produk. Dampaknya, tingkat efisiensi di Bank Buana dan NISP terus membaik.
Mudah-mudahan saja, pembentukan holding akan membuat bank BUMN menjadi semakin kuat dan hebat. •
Paras 11
EDISI MARET 2016