Menuju Holding Bank BUMN
Pembentukan holding bank BUMN merupakan salah satu dari 14 sektor yang bakal diajukan Kementerian BUMN kepada Presiden Joko Widodo . Nantinya , empat bank BUMN yaitu Bank Mandiri , Bank Rakyat Indonesia ( BRI ), Bank Negara Indonesia ( BNI ), serta Bank Tabungan Negara ( BTN ) akan berkedudukan setara . “ Mirip dengan Temasek di Singapura dan Khazanah di Malaysia ,” ujar Gatot Trihargo , Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan Kementerian BUMN .
Salah satu kendaraan untuk mewujudkan holding adalah peluncuran ATM terintegrasi pada pertengahan Desember lalu , bernama ATM Himbara Link Merah Putih . Tahun 2016 , kata Gatot , akan ada beberapa merger produk lain yang tercipta . Misalnya , mesin electronic data capture ( EDC ) terintegrasi .
Gatot mencatat setidaknya ada enam manfaat yang bisa diperoleh bank BUMN dengan terbentuknya holding . Pertama , kapasitas pemberian kredit menjadi lebih baik . Kedua , optimalisasi aset bank-bank BUMN . Ketiga , tercipta database ( pusat data ) terintegrasi .
Manfaat keempat yang bisa diperoleh , efisien dari segi belanja modal . Kelima , sinergi pemberian dividen . Keenam , meningkatkan nilai perusahaan atau rating ketika ingin mencari pendanaan lewat surat utang .
Pembentukan holding agar efisiensi bisa lebih dimaksimalkan . Ujungujungnya , “ Keempat bank BUMN ini akan lebih cepat berkembang menjadi bank yang besar . ”
( Maryono )
Foto : Dahlan RP
DIPIMPIN SEORANG PEJABAT
Mulya E . Siregar , Deputi Komisioner OJK berpendapat , holding bank BUMN sejalan dengan konsep pengawasan terpadu ( integrated supervision ). Selain itu , konsep holding juga sebagai bentuk penerapan aturan kepemilikan tunggal . “ Holding dipimpin oleh pejabat yang ditunjuk pemerintah ,” ujarnya .
Dukungan pun mengalir dari direksi bank BUMN . Direktur Utama Bank BTN Maryono menyatakan , pembentukan holding agar efisiensi bisa lebih dimaksimalkan . Ujung-ujungnya , “ Keempat bank BUMN ini akan lebih cepat berkembang menjadi bank yang besar ,” katanya .
Seperti halnya Maryono , Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin dan Direktur Utama Bank BNI Achmad Baiquni menyatakan hal yang sama . Menurut Baiquni , pembentukan holding ini bertujuan agar bank milik pemerintah menjadi bank besar di kawasan Asia Tenggara .
“ Selain itu , nantinya ketika sudah terbentuk holding , diharapkan biaya logistik dan operasional akan lebih ringan sehingga mendorong efisiensi ,” kata dia .
Menurut Baiquni , peluncuran ATM Himbara Link yang direalisasikan Desember lalu merupakan satu langkah maju .
Sebelumnya , kartu uang elektronik ( e-money ) bersama terintegrasi sudah terwujud lewat pembukaan akses e-Toll milik Bank Mandiri kepada saudara-saudaranya sesama bank BUMN beberapa waktu lalu .
Sebenarnya , strategi pembentukan holding sudah sejak jauh dilakukan oleh bank swasta , terutama yang telah dikuasai investor asing . Misalnya , business cooperating agreement ( BCA ) yang diteken Standard Chatered Bank dengan Bank Permata . Dengan Stanchard , misalnya , Permata yang belum terlalu familiar di pasar global bisa memanfaatkan jaringan milik bank asal Inggris itu .
Di luar itu , Permata juga langsung menerapkan best practice international yang telah dilakukan Stanchard , termasuk yang berkaitan dengan good corporate governance . Permata pun rela melikuidasi produk kredit kepemilikan mobil ( KKM ) yang menjadi andalannya . Sebagai gantinya , Permata melakukan joint financing dengan Astra Sendaya Finance , multifinance milik Astra International .
Langkah yang sama juga diayunkan Bank Buana dan NISP . Bank Buana , misalnya , menjalin kerjasama dengan UOB Bank Indonesia . Sementara Bank NISP merentas jejak serupa dengan OCBC Bank Indonesia . Melalui sinergi bisnis ini , kedua bank itu bisa menekan beberapa komponen biaya seperti pengembangan produk . Dampaknya , tingkat efisiensi di Bank Buana dan NISP terus membaik .
Mudah-mudahan saja , pembentukan holding akan membuat bank BUMN menjadi semakin kuat dan hebat . •
Paras 11
EDISI MARET 2016