ND Magazine NDMag-18 | Page 28

MENDIDIK DAN DIDIDIK UNTUK BUMI KITA

Alam adalah karya Tuhan yang Maha dasyat, yang dianugerahkan kepada manusia untuk dicintai, dipelihara, dikelola dengan baik agar dapat menunjang kelangsungan mahkluk hidup, lainnya, binatang dan juga manusia itu sendiri. Sekarang penemuan kosmologi membawa manusia untuk kembali mengolah rasa, pemahaman, pengertian sebagai komunitas, dan memang sudah seharusnya menemukan kembali, bahwa kita punya kekerabatan dan keterlibatan, dengan makluk hidup yang lain serta alam semesta.
Ketika Redaktur Majalah ND meminta tema ini saya sedang berada di Banjarmasin( Kalimantan Selatan), sudah dua kali saya mengunjungi tempat ini dan juga Palangkaraya. Pulau Kalimantan terkenal akan hutannya yang lebat dan kebanyakan belum terjamah atau boleh dikata banyak hutan yang masih perawan. Tentu mempunyai andil tersendiri dalam perubahan Iklim global sebagaimana hutan-hutan di Amazon di Brazil.
Jika kita ingin mengungkap sejarah atau membuat film mengenai hal ini perlu kembali ke 14 milyar tahun yang silam. Kita menyadari bahwa kita semua keturunan dari satu titik tusukan jarum yang lebih kecil dari zigot. Ini dilihat dari sisi ilmu pengetahuan.
Pernah dulu didinding Lapangan Notre Dame tertulis.“ intailah Alam maka dia akan memberikan keindahan kepadamu” Ya, alam jika dipelihara dengan baik dia akan memberikan keindahan, kedamaian, kesejukan, keseimbangan dan keharmonisan. Tuhan senantiasa memaafkan. Manusia kadang memaafkan, ada juga yang tidak bisa memaafkan jika tersakiti. Namun Alam TIDAK PERNAH MEMAAFKAN jika dia dirusak dan disakiti. Dia akan menimbulkan malapetaka bagi manusia, misalnya erosi, banjir, gempa bumi, dan bencana alam lainnya.
Maka kita mesti belajar dari pengalaman dan memperlakukan serta memelihara alam dengan baik. Kita bisa belajar bagaimana alam itu setia dan harmoni. Contohnya pepohonan akan setia memberikan bunga atau buah seperti jenisnya dan harmoni sesuai musimnya. Perputaran Planet mengitari matahari begitu harmoni, selaras dan seturut waktunya. Juga galaksi-galaksi itu sendiri mereka mengatur semua unsur dan melahirkan bintang-bintang baru.
Di alam raya jika ada bintang yang mati tepat pada waktunya untuk memunculkan / melahirkan bintang yang baru. Hal itu disebut Peristiwa“ Ledakan Supernova.“ Seorang bernama Thomas Berry menamakan pada kejadian Supernova ini sebagai“ momen rahmat kosmologis.” Dia menyebutnya“ saat pengorbanan yang besar” karena kematian bintang yang memungkinkan semua kehidupan masa depan berkembang. Supernova mewujudkan pola dasar kematian dan kelahiran kembali. Ini adalah saat mitos pada skala kosmik. Yang keluar
dari awan debu ini, miliaran bintang generasi kedua akan dilahirkan. Salah satunya adalah bintang yang kita sebut matahari. Apa tersisa dari pembentukan matahari adalah gumpalan puing-puing yang berputar-putar sendiri menjadi sebuah kalung sembilan planet yang berputar, yang kita kenal dengan 9 Planet Mercurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter Saturnus, Uranus, Neptunus, Pluto.
Dalam suatu ledakan cahaya yang luar biasa, panas dan energi memancar keluar ke segala arah. Alam semesta meledak menjadi adanya kehidupan saat ini sejak 14 milyar tahun yang lalu. Kita dapat melihat bahwa segala sesuatu yang pernah ada, sedang dan akan ada telah dipadatkan menjadi satu bentuk ruang yang lebih kecil dari benih, lebih kecil lebih dari titik airmata, sangat kecil dari molekul. Semua
28 Notre Dame | April-Juni 2017