ruang, segala masa dan potensi untuk
segala sesuatu yang pernah akan ada
dimulai sebagai satu titik.
Alam semesta muncul dan memuncul-
kan galaksi-galaksi. Galaksi memuncul-
kan bintang-bintang. Matahari kita me-
munculkan bumi, dan bumi memuncul-
kan kehidupan dan semua yang men-
jadikan kita. Dan sekarang hal itu yang
menyebabkan kita terbangun atau
bangkit dari mimpi keterasingan yang
sepi sehingga kita dapat bergabung
kembali dengan komunitas besar
kehidupan dan mengambil bagian
dalam kisah luar biasa yang masih
berlangsung.
Seperti Thomas Berry mengatakan itu,
“ini adalah pekerjaan besar kita.”
Pada intinya setelah hampir 14 miliar
tahun, alam semesta telah menciptakan
cara untuk membangun kesadaran
akan dirinya sendiri. Kita adalah bagian
alam semesta yang merenungkan
diri sendiri. Kita adalah bumi yang
tersadar dan ini mengubah segalanya.
Manusia hidup dalam harmoni dengan
alam selama ribuan tahun, sampai
mereka menemukan cara untuk
menanam tanaman dan menjinakkan
hewan.
Kita juga bisa belajar dari gagasan tentang
munculnya alam semesta masih sangat
baru tanpa budaya, tradisi. Ketika kita
mulai menyadari pengertian yang luar
biasa waktu itu. Kisah alam semesta
menunjukkan betapa besar keterkaitan
kita. Ini menunjukkan bahwa kita
terlibat satu sama lain dan telah ber-
langsung dalam waktu yang lama. Jadi
bukan masalah bahwa bumi itu dirakit
dan kemudian kita ditambahkan ke
bumi dan di sanalah tujuan kita berada,
melainkan kita keluar dari bumi.
Kita disemangati dengan cara baru untuk
bertanggungjawab atas planet ini dan
segala ekosistemnya dengan kata lain,
tanggapan kita terhadap kemegahan
kosmologi dan sejarahnya adalah suatu
tanggungjawab untuk kelangsungannya.
Ini sungguh satu keberadaan, kita
semua adalah saudara. Bayangkan
ketiadaan. Tidak ada ruang, tidak ada
kegelapan, bahkan tidak kekosongan
yang luas, yang ada hanya ketiadaan.
Sekarang bayangkan segala sesuatu.
Mungkin dalam menjalanani kehidupan
nurani seseorang bertanya: Mengapa
ada nyanyian burung? Mengapa hutan
rimbun menghijau? Mengapa pohon
nyiur yang subur, mengapa ada cemara
yang kokoh dan gunung yang megah?
Dan mengapa laut ini dengan miliaran
kehidupan kerja sama terbentuk?
Bumi membiru jika siang dan berbintang
jika malam? Semua itu tetap mistery
bagi kita manusia, namun juga menimbul-
kan hasrat untuk belajar, belajar, dan
terus belajar, memahami Bumi kita
dan menguak segala RAHASIA YANG
DIKANDUNGNYA.
Kita adalah bagian dari perjalanan
yang begitu panjang dari keberadaan
bumi kita bahkan yang tak pernah
dapat kita bayangkan. Jadi apa yang
ditunjukkan oleh “Perkembangan alam
semesta bahwa ada kebijaksanaan
mendalam yang sedang bekerja di
alam semesta ini.
Sejak TK hingga SMU bahkan di Perguruan
tinggi, kita mempelajari segala bidang
ilmu yang ada hubungannya dengan
Bumi dan alam semesta kita. Semua
itu penting untuk tetap membangun
kesadaran kita untuk mencintai, me-
melihara, melestarikan Bumi tempat
kita hidup bergerak dan ada. Maka
pendidikan di Sekolah maupun di
keluarga hendaknya mendidik setiap
anak untuk mencintai dan melestari-
kan bumi kita ini.
Tidak hanya orang Indonesia, Thionghoa,
Amerika, orang Perancis, namun setiap
penghuni bumi ini perlu kembali pada
nurani untuk SADAR, bahwa kita
adalah alam semesta dalam bentuk
manusia, dan itulah kebenaran setiap
orang.
Ini adalah pemahaman baru yang
menakjubkan dari diri kita yang begitu
sangat inklusif, dan setiap orang adalah
bagian dari bumi ini, segala sesuatu
adalah bagian dari bumi ini dan kita
juga menemukan kekerabatan yang
mendalam dalam semesta. Bahwa
tidak peduli makhluk apa yang bicara
di planet ini, kita semua berhubungan.
Kita terkait dalam hal energi, kita
bersaudara dalam hal genetika, kita
semua dalam satu atau lain cara
seperti bentuk kekerabatan. Dan itu
luar biasa. Jadi hal ini baru saja hadir
dalam kesadaran manusia. Hal ini
akan membutuhkan banyak refleksi
untuk mewujudkannya secara penuh
tetapi merupakan perubahan besar
dalam kesadaran manusia. Marilah kita
mencintai, memeliharan dan melestari-
kan Alam semesta kita agar Karya
Tuhan berlangsung harmoni, sampai
Tuhan sendiri yang akan mengakhirinya.
Amin
Sr. Maria Monika SND
Notre Dame | April-Juni 2017
29