ND Magazine NDMag-18 | Page 29

ruang, segala masa dan potensi untuk segala sesuatu yang pernah akan ada dimulai sebagai satu titik. Alam semesta muncul dan memuncul- kan galaksi-galaksi. Galaksi memuncul- kan bintang-bintang. Matahari kita me- munculkan bumi, dan bumi memuncul- kan kehidupan dan semua yang men- jadikan kita. Dan sekarang hal itu yang menyebabkan kita terbangun atau bangkit dari mimpi keterasingan yang sepi sehingga kita dapat bergabung kembali dengan komunitas besar kehidupan dan mengambil bagian dalam kisah luar biasa yang masih berlangsung. Seperti Thomas Berry mengatakan itu, “ini adalah pekerjaan besar kita.” Pada intinya setelah hampir 14 miliar tahun, alam semesta telah menciptakan cara untuk membangun kesadaran akan dirinya sendiri. Kita adalah bagian alam semesta yang merenungkan diri sendiri. Kita adalah bumi yang tersadar dan ini mengubah segalanya. Manusia hidup dalam harmoni dengan alam selama ribuan tahun, sampai mereka menemukan cara untuk menanam tanaman dan menjinakkan hewan. Kita juga bisa belajar dari gagasan tentang munculnya alam semesta masih sangat baru tanpa budaya, tradisi. Ketika kita mulai menyadari pengertian yang luar biasa waktu itu. Kisah alam semesta menunjukkan betapa besar keterkaitan kita. Ini menunjukkan bahwa kita terlibat satu sama lain dan telah ber- langsung dalam waktu yang lama. Jadi bukan masalah bahwa bumi itu dirakit dan kemudian kita ditambahkan ke bumi dan di sanalah tujuan kita berada, melainkan kita keluar dari bumi. Kita disemangati dengan cara baru untuk bertanggungjawab atas planet ini dan segala ekosistemnya dengan kata lain, tanggapan kita terhadap kemegahan kosmologi dan sejarahnya adalah suatu tanggungjawab untuk kelangsungannya. Ini sungguh satu keberadaan, kita semua adalah saudara. Bayangkan ketiadaan. Tidak ada ruang, tidak ada kegelapan, bahkan tidak kekosongan yang luas, yang ada hanya ketiadaan. Sekarang bayangkan segala sesuatu. Mungkin dalam menjalanani kehidupan nurani seseorang bertanya: Mengapa ada nyanyian burung? Mengapa hutan rimbun menghijau? Mengapa pohon nyiur yang subur, mengapa ada cemara yang kokoh dan gunung yang megah? Dan mengapa laut ini dengan miliaran kehidupan kerja sama terbentuk? Bumi membiru jika siang dan berbintang jika malam? Semua itu tetap mistery bagi kita manusia, namun juga menimbul- kan hasrat untuk belajar, belajar, dan terus belajar, memahami Bumi kita dan menguak segala RAHASIA YANG DIKANDUNGNYA. Kita adalah bagian dari perjalanan yang begitu panjang dari keberadaan bumi kita bahkan yang tak pernah dapat kita bayangkan. Jadi apa yang ditunjukkan oleh “Perkembangan alam semesta bahwa ada kebijaksanaan mendalam yang sedang bekerja di alam semesta ini. Sejak TK hingga SMU bahkan di Perguruan tinggi, kita mempelajari segala bidang ilmu yang ada hubungannya dengan Bumi dan alam semesta kita. Semua itu penting untuk tetap membangun kesadaran kita untuk mencintai, me- melihara, melestarikan Bumi tempat kita hidup bergerak dan ada. Maka pendidikan di Sekolah maupun di keluarga hendaknya mendidik setiap anak untuk mencintai dan melestari- kan bumi kita ini. Tidak hanya orang Indonesia, Thionghoa, Amerika, orang Perancis, namun setiap penghuni bumi ini perlu kembali pada nurani untuk SADAR, bahwa kita adalah alam semesta dalam bentuk manusia, dan itulah kebenaran setiap orang. Ini adalah pemahaman baru yang menakjubkan dari diri kita yang begitu sangat inklusif, dan setiap orang adalah bagian dari bumi ini, segala sesuatu adalah bagian dari bumi ini dan kita juga menemukan kekerabatan yang mendalam dalam semesta. Bahwa tidak peduli makhluk apa yang bicara di planet ini, kita semua berhubungan. Kita terkait dalam hal energi, kita bersaudara dalam hal genetika, kita semua dalam satu atau lain cara seperti bentuk kekerabatan. Dan itu luar biasa. Jadi hal ini baru saja hadir dalam kesadaran manusia. Hal ini akan membutuhkan banyak refleksi untuk mewujudkannya secara penuh tetapi merupakan perubahan besar dalam kesadaran manusia. Marilah kita mencintai, memeliharan dan melestari- kan Alam semesta kita agar Karya Tuhan berlangsung harmoni, sampai Tuhan sendiri yang akan mengakhirinya. Amin Sr. Maria Monika SND Notre Dame | April-Juni 2017 29