ND Magazine NDMag-18 | Page 26

Bukit Kuburan Tana Toraja Uniknya Tana Toraja Di setiap wilayah yang ada di Indonesia memiliki kebudayaan yang khas sehingga Indonesia kaya akan keberagaman kebudayaan yang unik. Kali ini, saya akan men- gulas tentang keunikan budaya Tana Toraja. Tana Toraja merupakan sebuah ka- bupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, dengan ibukotanya Makale. Masyarakat Suku Toraja menetap di daerah pe- gunungan utara Sulawesi Selatan. May- oritas masyarakatnya memeluk agama Kristen, sebagian kecil memeluk agama Islam, dan ada juga yang masih menganut animisme atau Aluk ta Dolo. Lalu, di mana letak keunikan dari Tana Toraja? Keunikan yang paling utama adalah pada upacara pemakaman. Up- acara pemakaman adalah ritual paling penting dan menghabiskan biaya yang banyak. Semakin berkuasa seseorang, maka akan semakin mahal pula biaya yang harus dikeluarkan untuk upacara pemakaman. Ada beberapa upacara pe- makaman yang masih mereka lakukan sampai saat ini yaitu upacara pemaka- man untuk orang dewasa dan anak- anak dengan keunikan masing-masing. 26 Notre Dame | April-Juni 2017 Pemakaman di Tana Toraja sangat berbeda dengan pemakaman pada umumnya. Upacara pemakaman bisa berlangsung berminggu-minggu, ber- bulan-bulan, bahkan hitungan tahun setelah kematian yang bersangkutan. Hal ini untuk memastikan bahwa keluarga telah mengumpulkan cukup uang untuk menutup biaya kematian. Mereka percaya bahwa arwah masih berada bersama keluarga sebelum upacara selesai dilakukan. Sebelum melakukan upacara pemakaman, jenazah dibungkus dengan beberapa helai kain dan disimpan di bawah tongkonan. Dalam upacara tersebut, dilakukan penyembelihan kerbau dengan golok, semakin banyak kerbau yang disembelih, menandakan semakin berkuasa orang tersebut. Bangkai kerbau, termasuk kepalanya, dijajarkan di padang, menunggu pemiliknya, yang sedang dalam “masa tertidur”. Mereka percaya bahwa arwah membutuhkan banyak kerbau untuk melakukan perjalanan sampai di Puya. Ini merupakan puncak upacara pemakaman yang diringi musik dan tarian para pemuda yang menangkap darah yang muncrat dengan bambu panjang. Sebagian daging diberikan kepada para tamu dan dicatat karena hal itu akan dianggap sebagai utang pada keluarga almarhum. Tempat prosesi pada dari ritual itu dinamakan rante, yaitu sebuah padang rumput yang besar untuk orang- orang yang hadir, juga sebagai tempat lumbung padi, dan berbagai perangkat pemakaman lainnya yang dibuat oleh keluarga yang ditinggalkan. Di rante, ada beberapa atraksi yang wajib dan selalu ada. Atraksi tersebut adalah adu kerbau (mappasilaga tedong atau te- dong silaga), kerbau-kerbau yang akan disembelih harus diadu terlebih dahulu. Kerbau yang akan disembelih atau ma’ tinggoro tedong adalah kerbau-kerbau yang harus terpilih, bukan kerbau biasa. Biasanya penduduk Tana Toraja memilih tedong bonga (kerbau bule). Harga dari tedong bonga tergolong cukup mahal karena harganya bisa mencapai 10-50 juta perekor. Prosesi berikutnya adalah adu kaki atau sisemba. Ada pula prosesi ma’badong. Ma’ badong merupakan nyanyian dalam bahasa Toraja yang berisi syair-syair pujian, nasihat, dan riwayat hidup.