komputer . Biasanya kalo udah gitu pada grogi , itu stress-nya . Jadi , ya kadang-kadang ga bisa mikir , bahkan bingung apa yang dia baca . Kalo sebenarnya persiapan sudah bagus , saya rasa enggak ( grogi ). Maka dari itu SMA Notre Dame sudah melaksanakan tiga kali simulasi , jadi harusnya siswa sudah terbiasa mengerjakan soal di depan computer ,” jelas pria yang lahir tanggal 17 Mei 1980 ini .
Untuk menjawab soal dari UNBK , yang biasanya disilang atau di menebalkan lingkaran , kali ini untuk menjawab nya adalah di klik . “ disitu ( komputer ) ada pilihan a sampai e , lalu jawabannya tinggal di klik aja . Seandainya masih ragu-ragu , warnanya bisa dibedakan menjadi warna kuning , sehingga kalau masih ada waktu bisa dipikirkan kembali . Kalau dulu kan begitu sudah menebalkan , ragu-ragu , dan ketika dihapus ada kemungkinan tidak bersih atau bahkan robek ,” katanya . Kerugiannya , kalau waktu sudah habis , tapi masih ada jawaban yang berwarna kuning , jawaban tersebut tidak akan dihitung dan dianggap salah .
Harapan Daniel untuk murid-murid yang sudah mengerjakan UNBK , tentunya mendapat hasil yang baik dan maksimal , yang sesuai dengan harapan , dan juga pastinya apabila bisa harus diatas rata-rata dan kkm sekolah . Jika unit SMP dan SMA sudah menggunakan komputer untuk Ujian Nasional .
Lain halnya dengan unit SD . Menurut Hendricus Suparyana , atau akrab disapa Hendrik , untuk unit SD belum menggunakan sistem UNBK ( Ujian Nasional Berbasis Komputer ). Pada tahun ajaran ini , SD masih memberlakukan Ujian Nasional dengan metode PBT ( Paper Based Test ) yang disebut US / MBD ( Ujian Sekolah / Madrasah Berstandar Daerah ) yang dilaksanakan pada tanggal 15-17 Mei 2017 . “ Disebut US / MBD karena muatannya 75 % dari daerah dan 25 % dari pusat . Sama dengan Ujian Nasional , hanya istilahnya yang berbeda . Sistematikanya tidak jauh berbeda .” Jelas guru yang sering disapa murid-murid dengan Pak Hendrik ini .
Lalu , apabila di jenjang SMP dan SMA sudah ada UNBK , maka untuk tingkat SD belum ada rencana dari pemerintah itu sendiri .“ Jika membicarakan tentang UNBK , itu semua tergantung dari pemerintah . Sebenarnya , menurut saya sendiri lebih setuju dengan UNBK , karena sistemnya jauh lebih baik , dengan memanfaatkan kemajuan teknologi . Selain itu , UNBK lebih praktis dan variasi soalnya lebih beragam , sehingga kemungkinan terjadinya kecurangan akan lebih kecil ,” ujar pria yang lahir pada tanggal 2 Mei 1968 ini .
Bukan hanya di SD Notre Dame , namun sampai saat ini belum ada SD yang menggunakan sistem UNBK , sehingga seluruh unit SD di Indonesia masih menggunakan sistem manual . Untuk tahun ajaran depan , masih menunggu kebijakan pemerintah . Tetapi , jika dilihat dari segi sarana dan prasarana , SD Notre Dame sudah siap untuk melakukan UNBK , hanya saja jaringan internetnya harus disambungkan terlebih dahulu , karena saat ini , jaringan internet belum disambungkan ke komputer yang ada , disebabkan jaringan internet yang belum maksimal . Selain itu , menurut Hendrik , untuk anak-anak SD belum sepandai anakanak SMP dan SMA dalam menggunakan komputer . Sebenarnya anak-anak sudah 90 % bisa menggunakan komputer , tetap untuk mengerjakan UNBK , anak harus paham betul bagaimana menggunakan komputer untuk menjawab soal .
Membicarakan tentang ujian nasional tahun ini , SD Notre Dame sudah 90 % siap . “ Baik anak-anak maupun kelengkapannya , misalnya surat tugas , kelengkapan administrasi lain , namanama di meja , dan untuk soalnya sendiri . Kami sudah memberikan latihan dengan pendalaman materi setiap hari disesuaikan dengan kisi-kisi yang ada untuk 3 bidang studi pokok ( Bahasa Indonesia , Matematika , Ilmu Pengetahuan Alam ). Sedangkan untuk soal sendiri , setiap tahun SD Notre Dame selalu menjadi pos penerimaan soal di Jakarta Barat . Hal tersebut dikarenakan tempatnya strategis , lahan parkirnya memadai , dan hampir semua sekolah menyetujui . Maka pada tanggal 12 Mei nanti akan diadakan penerimaan soal dengan sekolah lain ,” ujar wakil kepala sekolah SD Notre Dame ini .
Untuk mengantisipasi terjadinya kecurangan , soal dibagi menjadi 2 paket , yaitu paket utama dan paket susulan . Selain itu , juga diberlakukan sistem pengawasan silang . Yang dimaksud dengan sistem pengawasan silang adalah guru dari SD Notre Dame mengawas ke sekolah lain dan sebaliknya , semua diatur oleh kotamadya Jakarta Barat berkaitan dengan jumlah siswa dan ruang yang berbeda . Selain itu , setelah soal selesai dikerjakan , langsung dimasukkan ke dalam amplop yang disegel , disertai dengan berita acara dan daftar hadir . Pengawas yang bertanggung jawab penuh , karena setelah disegel oleh pengawas tidak bisa dibuka oleh kepala sekolah atau guru di sekolah tersebut .
“ Yang kami takutkan , cara anak menyilang atau menghitamkan LJK ( Lembar Jawab Komputer ) kurang rapi sehingga tidak terbaca di komputer . Selain itu , ada beberapa anak yang kemampuan intelektualnya masih kurang . Harapan kami , semoga ujian dapat berjalan lancar dan seluruh siswa bisa mengerjakan soalnya dengan baik dan memperoleh hasil yang maksimal ,” tutup Hendrik .
Cornellia Stefany W . / 8A Felicia Zein C . / 8A Isabella Kimberly C . / 8A Calissa Aretha / 8C
Notre Dame | April-Juni 2017
11