ND Magazine 17 NDMag-17 | Page 41

resepsionis. Ya, ini memang sudah siang karena waktu yang harus dihabiskan Avery dari apartemen- nya ke gedung tersebut adalah 3 jam karena macet. “Umm.., saya Avery McKenzie Rolland yang telah melamar pekerjaan di sini beberapa hari yang lalu. Hari ini saya datang untuk melakukan wawancara,” jawab Avery dengan sopan. Resepsionis tersebut tampak me- lihat komputernya lalu berkata, “Mari saya antar.” Matahari telah berganti menjad i bulan. Disinilah Avery sekarang. Kembali di apartemennya. Ia menghela napas dengan lega. Senyuman indah tak luput darinya sejak siang tadi. Mengapa? Ia diterima di perusahaan tersebut sebagai seorang sekretaris. Namun, ada perasaan khawatir di hatinya. Ia khawatir apabila sang pemilik perusahaan tidak suka akan hasil kerjanya nanti, ia khawatir apabila sang pemilik perusahaan bersifat pemarah, dan ia khawatir ia tak akan bertemu lelaki yang ia cari sejak 11 tahun yang lalu. Dengan perasaan kha- watirnya itu, ia terlelap di atas tempat tidurnya. Matahari telah menyinari kota London. Jam telah berdentang, menandakan sekarang adalah pukul 9 pagi. Dengan langkah tergesa, Avery berjalan menyusuri koridor tempat kerjanya. Ia mengetuk sebuah pintu mewah yang mana adalah ruangan bosnya. Ia masuk perlahan. “Anda terlambat 7 detik,” suara berat seseorang menyambutnya. Lelaki tersebut berdiri di dekat jendela, melihat suasana kota London. Avery menunduk, “Ma-maaf. Tadi saya terkena macet. Saya tidak akan mengulanginya lagi, pak.” Lelaki itu berbalik, “Macet ? Anda tidak akan terkena macet bila anda tidak telat untuk bangun. Sekarang siapkan berkas-berkas karena 20 menit lagi kita akan ada pertemuan dengan perusahaan lain.” Avery melihat wajah lelaki tersebut. Ia mematung seketika. Ia melihat bola mata bosnya itu dalam-dalam. Dengan mata tersebut, ia menjadi ingat akan lelaki yang menolongnya 11 tahun lalu di Beverly Hills. “Harry ?” Entah mengapa nama itu muncul dari mulutnya. Lelaki itu menengok ke arah Avery dan menatapnya sesaat, “Apa yang kau katakan? Aku ini bosmu. Cepat kau siapkan berkas-berkas yang dibutuhkan !” Notre Dame | Januari-Maret 2017 41