Serunya Simulasi USBN
Siswa kelas IX dengan tekun mengerjakan try out
Sebenarnya , try-out itu tidak sulit . Itulah yang dikatakan siswi dari kelas IX C , Nathania Ashley Suwanda . Namun , pada hari pertama melakukan UCUN ( Uji Coba Ujian Nasional ) atau yang kerap disebut “ TO ” ( Try Out ), gadis yang biasa dipanggil Ashley itu mengaku stress . Alasannya , semua materi yang sudah dipelajari selama 3 tahun , harus di-review ulang dalam waktu yang singkat . Khususnya mata pelajaran Matematika dan Fisika yang ia pelajari di tempat les , karena waktu kursusnya dibatasi .
“ Jujur saja kalau aku , udah nggak sempat nyicil lagi , karena sebelum TO itu memang padat banget sama ulangan harian . Apalagi TO pertama itu ‘ kan waktu itu beberapa minggu sebelum UAS juga . Jadi mau nggak mau , ya SKS ( Sistem Kebut Semalam ).” Katanya setengah bercanda . Lain Setelah empat kali melakukan try-out , lama kelamaan ia terbiasa juga . Begitu pula dengan teman-temannya . “ Sekarang udah nggak stress lagi ,” tutur Ashley . Kebanyakan dari soalsoal try-out itu hanya diulang-ulang saja , sehingga belajarnya mudah .
Lain halnya dengan salah satu siswa dari kelas IX A , Hans Samuel . Dia merasa tenang saat menghadapi TO ( Try Out ) pertamanya . Ia belajar 2 hari yang lalu dengan SKS yaitu System Kebut Semalam . “ Pertama kali TO ya susah , ditambah dengan adanya stress di kepala .”
Di tahun ajaran 2016 / 2017 ini , para siswa-siswi yang duduk di bangku kelas IX dan XII berkesempatan untuk melakukan Ujian Nasional Berbasis Komputer ( UNBK ). Sebelum pelaksanaan UNBK mereka melakukan simulasi terlebih dahulu . Ashley dan Hans juga turut berbagi pengalaman tentang simulasi UNBK yang mereka jalani .
20 Notre Dame | Januari-Maret 2017
Simulasi UNBK berlangsung di lab . komputer , diawasi oleh bidang studi . Simulasi dibagi menjadi tiga sesi , sesi pertama dimulai pukul 07.00-09.00 , sesi kedua dimulai pukul 09:25-11:25 dan sesi ketiga dimulai pukul 12.00-14.00 .
Simulasi tersebut menggunakan sistem semi-offline , yaitu soal dibagikan secara online di sebuah website dan para siswa akan mengerjakannya secara offline yang berarti mereka tidak akan bisa mencari jawaban di internet .
Pengerjaan di komputer ternyata lebih praktis dari pada menggunakan LJK ( Lembar Jawab Komputer ). Ketika Ashley ditanya soal kesulitan penggunaan sistem komputer , remaja kelahiran Jakarta , 7 Oktober 2002 itu mengaku tidak mengalami kesulitan . Pengerjaan di komputer ternyata lebih praktis dari pada menggunakan LJK ( Lembar Jawab Komputer ). ” Karena belum biasa mengerjakan di komputer , jadi , ya lumayan susah untuk mengerjakannya , enak ngerjainnya ga cepet pegel ... tapi bikin mata perih ,” ujar siswa dari kelas XI A yang bernama Hans .
“ Sebelum try out kan udah diajarin gitu , pas pelajaran Pak Andre , jadi udah nggak bingung pas hari-h .
Nah bedanya itu , kalau try out basis kertas ‘ kan tinggal dibulet-buletin aja jawabannya kayak biasa , kalau yang komputer itu agak lebih ribet , harus log in akun dulu , dan kalau koneksi internetnya nggak mendukung , bisa parah ,” tuturnya sambil tertawa . Ia bercerita saat percobaan pertama , internet di ruangan ujian lemot sekali . “ Tapi pengalaman TO komputer sih , ya , seru sebenernya , keliatannya canggih aja , gitu ,” sambung Ashley .
Tempat duduk nya pun ikut berbeda , “ Kalau di kelas duduk nya harus sesuai nomor urut absen , tetapi kalau di lab . komputer , duduknya bebas di mana saja ,” tutur Hans .
Ashley menuturkan bahwa soal try out ada yang susah dan ada yang mudah . Ketika saat simulasi UNBK MPK ( Majelis Pendidikan Katolik ), mata pelajaran yang sulit adalah Bahasa Indonesia dan Matematika , sedangkan untuk Bahasa Inggris dan IPA cukup mudah . Lain halnya dengan try out berbasis kertas dari dinas , mata pelajaran yang sulit adalah Matematika dan IPA , sedangkan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris cukup mudah .
Namun secara keseluruhan , menurut putri sulung pasangan Hendi Suwanda