Apa Kata Mereka
Tentang Semboyan Kita ?
Sebagai satu kesatuan, NKRI punya satu semboyan yaitu “Bhinneka Tunggal Ika” yang berarti ber-
beda-beda tetapi tetap satu. Hal ini sangat penting untuk diteruskan ke generasi di masa
depan. Budaya ini sudah dimulai dari sejak jaman nenek moyang kita. Lantas kira-kira apa
pendapat para murid-murid di sekolah kita soal hal ini?
kalau selama ini belum ada lomba
atau festival yang mempromosikan
kebhinekaan ini. “Walaupun sebenarnya
sih selama ini belum ada ya lomba
atau festival yang berkaitan dengan
PKN. Kalau ada kan jadi lebih kompak
lagi seharusnya. Jadi semboyan negara
bisa terwujud.”
Yuan Mulyadi siswa kelas IX suka
dengan temannya yang gaul dan asik
Yuan Mulyadi, seorang siswa SMP
yang sudah 9 tahun sekolah di
Notre Dame ini berpendapat bahwa
Indonesia memang punya banyak
perbedaan tapi diharapkan bisa
tetap bersatu. “Kita itu hidup di
Indonesia. NKRI itu ada berbagai
macam perbedaan yang mencolok
terutama ya. Jadi, dengan perbedaan
mencolok itu, diharapkan bisa ber-
satu tanpa ada isu SARA, kekerasan
dengan keadilan. Tanpa harus ada
rasis.”
Bhinneka Tunggal Ika memiliki
berbagai contoh langsung, di sekolah
misalnya. “Sekolah kita adalah sekolah
katholik, ada namanya APP. Tahun ini
temanya makin adil makin beradab
itu sesuai dengan pancasila. Pancasila
itu sendiri ada kaitannya dengan
Bhinneka Tunggal Ika. Selain itu kita
juga mempunyai pelajaran PKN.
Murid-murid disini biasanya dijari
guru PKN untuk selalu menjaga
kedamaian dan juga ketenteraman.”
Ujar siswa kelahiran 22 Juli 2002 ini.
Namun Yuan, juga menyayangkan
14
Notre Dame | Januari-Maret 2017
Di banyak sekolah, pergaulan cenderung
mengalami pengkotak-kotakan.
Banyak yang membentuk geng yang
membedakan SARA. Namun, anak
dari Andi Mulyadi ini mengaku kalau
dia sendiri belum pernah mendengar
soal hal itu di Notredame. “Ya, bisa
jadi sih mungkin ada ya. Tetapi, saya
sendiri sih selama ini belum pernah
denger sih. Baik di kelas ataupun di
satu angkatan, bahkan satu sekolah.
Karena sebenarnya perbedaan
SARA itu sendiri bukan berarti
mencirikan sebagai suatu prestasi atau
kehebatan seseorang. Jadi kalau bagi
saya tidak ada perbedaan seperti itu.”
Tentu juga ada beberapa hal yang
bisa dilakukan seandainya hal seperti
itu terjadi, yaitu kita harus sadar diri
kita adalah rakyat Indonesia. “Kita
itu harus sadar kita adalah rakyat
Indonesia. Gak kenal soal perbedaan
SARA. Kita berasal dari keturunan
yang sama, satu nenek moyang. Jadi
gak peduli, kita itu sebenarnya asal
nya darimana, intinya awalnya kan
sama, lalu baru membaur jadi ada
bedanya.”
Mungkin ada banyak keraguan orang
tua pastinya ketika memasukkan
putra-putrinya ke sekolah yang tidak
selaras dengan kepercayaan mereka.
Tetapi, meski punya ciri khas sebagai
sekolah Katholik, Notredame tidak
mengkhatolikkan semua muridnya.
Dalam arti lain, yaitu memaksa
semuanya agar berpindah agama
menjadi Katholik. Anak yang punya
hobi bermain piano dan berenang
ini juga sangat setuju, dia sendiri
memberikan contoh paling dekat
yaitu dirinya sendiri. “Tidak, tentu
tidak. Saya setuju kalau Notre Dame
bukan sekolah yang mengharuskan
semuanya jadi Katholik juga. Saya
sendiri bisa jadi contohnya. Saya
adalah non-nasrani, artinya bukan
agama Kristen atau pun Katholik.
Kita tidak diwajibkan untuk pindah
agama, hanya saja diwajibkan untuk
ikut pelajaran agama Katholik.”
“Tidak, pergaulan itu tidak harus
dengan teman seiman. Semua orang
sama, satu bangsa, satu nusa, satu
tanah air. Itu sama sekali gak penting.
Seperti yang tadi saya bilang, SARA
tidak boleh jadi masalah dalam
pergaulan, apalagi dalam satu negara.”
jawab salah satu siswa kelas 9D ini
saat ditanya apakah pergaulan itu
harus dengan teman seiman.
Pastinya ada beberapa alasan
mengapa seseorang memilih untuk
bersekolah di suatu sekolah. Jadi, apa
alasan Yuan untuk sekolah di Notre
Dame? “Saya memilih sekolah di
Notredame karena teman-temannya
asyik. Semuanya bisa bergaul satu
sama lain, gak dibeda-bedain gitu.”
Dalam menjalani hidup, semua orang
pasti mengalami suka duka karena
hidup selalu berputar. Tidak peduli
berapa usia seseorang, tetapi hidup
memang berjalan seperti itu. Sama
seperti semua pelajar, Yuan juga
banyak mengalami suka maupun
duka dalam bersekolah.“Disini, kalau