bertakwa?”. Katakanlah: “Siapakah yang
di tangan-Nya berada kekuasaan atas
segala sesuatu sedang Dia melindungi,
tetapi tidak ada yang dapat dilindungi
dari (azab)-Nya, jika kamu mengetahui?”
Mereka akan menjawab: “Kepunyaan
Allah.” Katakanlah: “(Kalau demikian),
maka dari jalan manakah kamu ditipu?”
(Q.S. Al Mu’minun (23): 84-89).
Kedua, kecenderungan untuk
menyembah tuhan. Kecenderungan
ini menjadikan manusia menganggap
bahwa pohon-pohon besar, batu-batu
besar, berhala, patung, matahari,
bulan, bintang, planet, angin, api
bahkan hewan sebagai tuhan yang
wajib disembah. Artinya, secara alami
mereka meyakini adanya tuhan lalu
keyakinan ini mendorong mereka
untuk menyembah benda-benda
dan makhluk-makhluk tersebut.
Kondisi inilah yang melatarbelakangi
diutusnya Nuh As dan rasul-rasul
berikutnya kepada kaumnya hingga
Muhammad Saw. Manusia yang
dibekali dengan fitrah untuk meyakini
adanya tuhan dan menyembahnya
ini harus dibimbing. Dan menjadi
‘kewajiban’ Allah untuk mengirim
utusan-Nya untuk menjalankan misi
ini agar manusia tidak tersesat. Tugas
setiap rasul adalah mengenalkan
manusia kepada Sang Pencipta dan
mengajarkan kepada mereka tata cara
untuk menyembah-Nya. Hal ini karena
Allah Swt, Sang Pencipta yang wajib
disembah tidak berkenan disembah
secara sembarangan dan tanpa aturan
atau sesuai selera manusia. Inilah inti
risalah para Nabi dan rasul yang diutus
Allah untuk setiap generasi sejak Nabi
Nuh As hingga Nabi Muhammad Saw,
sebagaimana firman Allah Swt dalam
Surah An nahl ayat 36.
Ketiga, keinginan untuk hidup
damai dan teratur. Tak ada manusia
yang ingin hidup semrawut, carut
marut, dan penuh dengan konflik.
56 |
|September 2018 | Edisi 135
Ini fitrah manusia sejak lahir. Jika ada
yang menginginkan sebaliknya, pasti
fitrahnya telah rusak. Sebab kerusakan
fitrah ini adalah kecenderungan
manusia untuk mengikuti nafsu dan
bisikan setan, hingga bumi yang damai
ini berubah menjadi medan perang
yang ganas. Manusia saling bunuh
membunuh karena rebutan makanan
dan kekuasaan. Mereka menghalalkan
segala cara demi meraih tujuan. Karena
pengaruh nafsu yang liar dan bisikan
yang menipu, manusia cenderung
menghalalkan yang haram dan
mengharamkan yang halal sehingga
kehidupan dunia menjadi runyam,
seolah tanpa aturan.
Maka selain, mengenalkan
manusia pada Sang Pencipta dan
mengajarkan tata cara beribadah, Rasul
juga memiliki tugas menyampaikan
pedoman hidup agar manusia bisa
hidup damai dan teratur. Bahkan jika
umat Islam terpaksa harus berperang
demi menghilangkan kezaliman, Nabi
Saw tidak henti-henti mengingatkan;
“Jangan bunuh kaum wanita, anak-
anak, orang-orang jompo, dan mereka
yang bersembunyi ditempat-tempat
ibadah! Jangan kalian bakar rumah-
rumah, gereja, dan kebun-kebun!”
hingga dalam kondisi perangpun diatur
sedemikian rupa agar umat Islam tidak
bertindak barbar.
Mengenalkan manusia kepada
Allah Swt, mengajari mereka tata
cara beribadah kepada-Nya dan
menyampaikan pedoman hidup
(syariah) inilah hikmah diutusnya
para rasul dan manusia sangat
membutuhkan itu. <>