My first Magazine hadila september | Page 56

bertakwa?”. Katakanlah: “Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab)-Nya, jika kamu mengetahui?” Mereka akan menjawab: “Kepunyaan Allah.” Katakanlah: “(Kalau demikian), maka dari jalan manakah kamu ditipu?” (Q.S. Al Mu’minun (23): 84-89). Kedua, kecenderungan untuk menyembah tuhan. Kecenderungan ini menjadikan manusia menganggap bahwa pohon-pohon besar, batu-batu besar, berhala, patung, matahari, bulan, bintang, planet, angin, api bahkan hewan sebagai tuhan yang wajib disembah. Artinya, secara alami mereka meyakini adanya tuhan lalu keyakinan ini mendorong mereka untuk menyembah benda-benda dan makhluk-makhluk tersebut. Kondisi inilah yang melatarbelakangi diutusnya Nuh As dan rasul-rasul berikutnya kepada kaumnya hingga Muhammad Saw. Manusia yang dibekali dengan fitrah untuk meyakini adanya tuhan dan menyembahnya ini harus dibimbing. Dan menjadi ‘kewajiban’ Allah untuk mengirim utusan-Nya untuk menjalankan misi ini agar manusia tidak tersesat. Tugas setiap rasul adalah mengenalkan manusia kepada Sang Pencipta dan mengajarkan kepada mereka tata cara untuk menyembah-Nya. Hal ini karena Allah Swt, Sang Pencipta yang wajib disembah tidak berkenan disembah secara sembarangan dan tanpa aturan atau sesuai selera manusia. Inilah inti risalah para Nabi dan rasul yang diutus Allah untuk setiap generasi sejak Nabi Nuh As hingga Nabi Muhammad Saw, sebagaimana firman Allah Swt dalam Surah An nahl ayat 36. Ketiga, keinginan untuk hidup damai dan teratur. Tak ada manusia yang ingin hidup semrawut, carut marut, dan penuh dengan konflik. 56 | |September 2018 | Edisi 135 Ini fitrah manusia sejak lahir. Jika ada yang menginginkan sebaliknya, pasti fitrahnya telah rusak. Sebab kerusakan fitrah ini adalah kecenderungan manusia untuk mengikuti nafsu dan bisikan setan, hingga bumi yang damai ini berubah menjadi medan perang yang ganas. Manusia saling bunuh membunuh karena rebutan makanan dan kekuasaan. Mereka menghalalkan segala cara demi meraih tujuan. Karena pengaruh nafsu yang liar dan bisikan yang menipu, manusia cenderung menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal sehingga kehidupan dunia menjadi runyam, seolah tanpa aturan. Maka selain, mengenalkan manusia pada Sang Pencipta dan mengajarkan tata cara beribadah, Rasul juga memiliki tugas menyampaikan pedoman hidup agar manusia bisa hidup damai dan teratur. Bahkan jika umat Islam terpaksa harus berperang demi menghilangkan kezaliman, Nabi Saw tidak henti-henti mengingatkan; “Jangan bunuh kaum wanita, anak- anak, orang-orang jompo, dan mereka yang bersembunyi ditempat-tempat ibadah! Jangan kalian bakar rumah- rumah, gereja, dan kebun-kebun!” hingga dalam kondisi perangpun diatur sedemikian rupa agar umat Islam tidak bertindak barbar. Mengenalkan manusia kepada Allah Swt, mengajari mereka tata cara beribadah kepada-Nya dan menyampaikan pedoman hidup (syariah) inilah hikmah diutusnya para rasul dan manusia sangat membutuhkan itu. <>