My first Magazine hadila september | Page 55

Ust. Suhari Abu Fatih, Lc Pegiat Sosial dan Dakwah

Pada dasarnya manusia diciptakan lengkap dengan fitrahnya. Fitrah inilah yang menjadikannya tetap berada di atas jalan yang benar, jika dia diikuti secara konsisten. Inilah yang dinyatakan oleh Allah Swt dalam firman-Nya,“ Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah;( tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah Allah.( Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”( Q. S. Ar Rum: 30)

Secara umum, fitrah yang dimaksud oleh Allah Swt dalam ayat ini menurut para ulama ada kecenderungan untuk memegang agama tauhid( mengesakan Allah Swt semata). Namun fitrah yang suci ini seringkali dirusak oleh setan melalui lingkungan dan orang tua. Inilah yang ditegaskan oleh Baginda Nabi Saw dalam sabdanya,“ Sesungguhnya setiap anak terlahir dalam kondisi fitrah. Kedua orangtuanya lah yang menjadikan dia Yahudi, Nasrani maupun Majusi.”( H. R. Muslim)
Secara rinci, fitrah yang dimaksud ini meliputi tiga aspek;
Pertama, keyakinan akan keberadaan Sang Khaliq. Semua manusia, termasuk kaum atheis menyakini bahwa alam semesta ini tercipta, bukan terjadi tiba-tiba. Sebagai bukti sampai hari ini tak ada satupun manusia yang mengaku telah menciptakan alam semesta ini, hingga Fir’ aun pun tidak melakukannya. Dia hanya mengaku sebagai tuhan yang wajib disembah, tetapi gagal membuktikan dirinya bisa menerbitkan matahari dari barat sebagaimana Allah telah menerbitkannya dari timur. Hal itu tertuang dalam Alquran Surah Al Baqarah ayat 258.
Kaum musyrik zaman dulu jauh lebih objektif daripada orang-orang musyrik saat ini. Simaklah dialoq Alquran dengan mereka terkait tema ini;“ Katakanlah:“ Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kamu mengetahui?” Mereka akan menjawab:“ Kepunyaan Allah.” Katakanlah:“ Maka apakah kamu tidak ingat?”. Katakanlah:“ Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh dan Yang Empunya‘ Arsy yang besar?”. Mereka akan menjawab:“ Kepunyaan Allah.” Katakanlah:“ Maka apakah kamu tidak
55 | September 2018 | Edisi 135