My first Magazine hadila september | Page 41

usaha usaha kita kita M emiliki keluarga pengrajin biola membuat Andri Martanto akrab dengan proses pembuatan alat musik gesek tersebut. Sejak kecil, pria asal Juwiring, Klaten itu sudah terbiasa menyaksikan pekerjaan sang ayah ketika tengah memproduksi biola. Dari situ, dia mulai tertarik dan kerap membantu. Lambat laun, kemampuannya membuat biola kian membaik. Hal tersebut tentu saja sangat berguna bagi Andri. Pasalnya, saat ini pria 32 tahun tersebut benar-benar mengikuti jejak sang ayah sebagai pengrajin biola. “Saya mengenal proses pembuatan biola sudah sejak kecil, karena bapak memang pengrajin biola,” tutur Andri ketika ditemu Hadila di kediamannya, Juli lalu. “Namun, saya baru benar-benar menekuninya ketika sudah masuk STM (Sekolah Teknik Mesin—red),” imbuhnya. Setelah lulus dari sekolah menengah pada tahun 2003 silam, Andri berkomitmen untuk memulai usahanya sendiri. “Setelah lulus dari sekolah dulu, saya juga pernah merantau. Ke Jakarta pernah, ke Surabaya pernah, tapi ya akhirnya balik lagi,” kenang Andri. Beruntung Andri memiliki keluarga pengrajin biola, selain kemam puan untuk memproduksi, dia sedikit-banyak juga memahami proses pemasaran produknya. “Awal- awal dulu saya meneruskan kerja sama bapak dengan beberapa pelanggan yang sudah rutin ‘mengambil’ biola,” aku Andri. Meski begitu, bukan berarti perjalanan usaha Andri selalu mulus. Sebagaimana pengusaha- pengusaha lain, Andri juga tak terhindar dari berbagai tantangan. Demi melebarkan sayap usaha, Andri tak segan untuk mendatangi satu per satu toko alat musik untuk mengajukan kerja sama. “Saya juga datang ke toko-toko musik untuk menawarkan produk yang saya buat. Alhamdulillah setiap doa dan usaha itu membuahkan hasil,” ujar Andri. Saat ini, pelanggan produk Andri telah tersebar hingga seluruh Indonesia. Sebagian besar produk- produk tersebut dijual secara grosir 41 | September 2018 | Edisi 135