usaha usaha
kita kita
M
emiliki keluarga
pengrajin biola
membuat Andri
Martanto akrab
dengan proses
pembuatan alat musik gesek tersebut.
Sejak kecil, pria asal Juwiring, Klaten
itu sudah terbiasa menyaksikan
pekerjaan sang ayah ketika tengah
memproduksi biola. Dari situ, dia
mulai tertarik dan kerap membantu.
Lambat laun, kemampuannya
membuat biola kian membaik.
Hal tersebut tentu saja sangat
berguna bagi Andri. Pasalnya, saat ini
pria 32 tahun tersebut benar-benar
mengikuti jejak sang ayah sebagai
pengrajin biola. “Saya mengenal
proses pembuatan biola sudah
sejak kecil, karena bapak memang
pengrajin biola,” tutur Andri ketika
ditemu Hadila di kediamannya, Juli
lalu. “Namun, saya baru benar-benar
menekuninya ketika sudah masuk
STM (Sekolah Teknik Mesin—red),”
imbuhnya.
Setelah lulus dari sekolah
menengah pada tahun 2003 silam,
Andri berkomitmen untuk memulai
usahanya sendiri. “Setelah lulus
dari sekolah dulu, saya juga pernah
merantau. Ke Jakarta pernah, ke
Surabaya pernah, tapi ya akhirnya
balik lagi,” kenang Andri.
Beruntung Andri memiliki
keluarga pengrajin biola, selain
kemam puan untuk memproduksi,
dia sedikit-banyak juga memahami
proses pemasaran produknya. “Awal-
awal dulu saya meneruskan kerja sama
bapak dengan beberapa pelanggan
yang sudah rutin ‘mengambil’ biola,”
aku Andri. Meski begitu, bukan
berarti perjalanan usaha Andri selalu
mulus. Sebagaimana pengusaha-
pengusaha lain, Andri juga tak
terhindar dari berbagai tantangan.
Demi melebarkan sayap usaha,
Andri tak segan untuk mendatangi
satu per satu toko alat musik untuk
mengajukan kerja sama. “Saya juga
datang ke toko-toko musik untuk
menawarkan produk yang saya buat.
Alhamdulillah setiap doa dan usaha
itu membuahkan hasil,” ujar Andri.
Saat ini, pelanggan produk
Andri telah tersebar hingga seluruh
Indonesia. Sebagian besar produk-
produk tersebut dijual secara grosir
41 |
September 2018 | Edisi 135