FOKUS UTAMA menyalakan lampu kamar tidur, membaca Alquran atau menyetel murotal Alquran. Setelah itu mengelus punggung anak, mencium pipinya dan membisikkan,“ Anak sholih, sebentar lagi subuh, 10 menit lagi bangun ya.” Jika dilakukan terus menerus, lamalama anak akan terbiasa.
Proses sebelum tidur pun baiknya dilakukan dengan kebiasaan baik, seperti berdoa, mengelus punggung, dan pada kondisi anak-anak mulai nyaman, sudah mulai mau tidur tetapi masih bisa mendengar, sampaikan kata-kata yang dapat mensugesti anak.“ Kalau besok pagi, Bunda elus punggung Kakak, ada suara murotal, tandanya Kakak udah harus bangun ya.”
Karena laki laki sangat dianjurkan salat di masjid, bagaimana membiasakan anak laki-laki salat di masjid?
Kuncinya, orangtua( dalam konteks ini ayah) mencontohkan dan istiqomah dalam menjalankan. Jika ayah sudah meninggal atau tidak tinggal serumah, dapat diganti dengan sosok‘ ayah’ lain, misalnya kakek, om, pakde, atau lainnya. Sambil membiasakan, anakanak perlu diceritakan mengapa lakilaki sangat dianjurkan salat di masjid. Pastinya akan banyak pertanyaan yang muncul. Ini saatnya menjelaskan dengan bahasa yang dipahami anak.
Hal lain yang perlu dilihat juga, membuat anak nyaman ke masjid. Misalnya, dengan membelikan sarung yang lucu untuk anak. Perlu ciptakan masjid yang ramah anak sehingga mereka senang. Baiknya lagi jika lingkungan tempat tinggal membiasakan anak-anak untuk salat di masjid bersama-sama. Pasti seru dan menyenangkan bagi anak ke masjid bersama-sama dengan teman-temannya.
Di pagi hari biasanya semua harus beraktivitas secara cepat, tetapi anakanak kadang masih ingin santai-santai, bagaimana menyikapinya?
Pertanyaan ini tentu perlu dilihat apakah anak sudah bersekolah dan kedua orangtuanya bekerja. Jika anak masih usia batita dan kedua orangtua bekerja, maka perlu diatur, mana aktivitas anak yang perlu dilakukan oleh orangtua dan pengasuh. Orangtua tentu tidak bisa memaksakan jadwalnya kepada anak-anak. Jika mereka harus berangkat pukul 5 pagi sedangkan usia anak masih satu tahun, tentu tidak bisa dipaksakan agar anak bangun sepagi itu.
Pembagian tugas ini penting agar orangtua, pengasuh, dan anak bisa melakukan tanggung jawabnya masing-masing. Namun, jika yang dimaksudkan, kedua orangtua bekerja dan anak-anak harus berangkat sekolah, maka kuncinya pada komitmen manajemen waktu. Itu sebabnya, kebiasaan bangun pagi, dilakukan sebelum anak masuk sekolah. Diskusikan kapan anak harus bangun, mandi, dan sarapan. Jelaskan pada anak mengapa mereka harus berangkat sepagi itu bersama orangtua. Membiasakan memberikan alasan akan memudahkan anak untuk memahami ketimbang hanya menyuruh anak untuk bergerak cepat. Sampaikan konsekuensi jika anak tidak dapat memenuhi aturan tersebut. Biasakan juga agar anak menyiapkan keperluan sekolah sejak malam hari sehingga tidak perlu terburu-buru saat pagi hari. < Eni
Widiastuti >
18 | | September 2018 | Edisi 135