My first Magazine hadila september | Page 17

FOKUS UTAMA M embangunkan anak di pagi hari terkadang menjadi persoalan yang tidak mudah. Namun keluarga muslim harus membiasakan anak-anak untuk bangun pagi dan mengisi waktu pagi dengan berbagai kegiatan positif. Bagaimana caranya? Berikut saran pemerhati komunikasi keluarga dan Co-Founder Mothers on Mission, Aprilina Prastari, S.Sos., M.Si. Bagaimanakah seharusnya sebuah keluarga memulai kehidupannya di waktu pagi? Pagi adalah awal untuk memulai hari. Awali dengan penuh gembira dan semangat. Mengingat Allah Swt dengan segala kebaikan-Nya dengan bersyukur dan beribadah. Alangkah indahnya jika 1-2 jam sebelum subuh sudah bangun lalu melaksanakan salat malam bersama-sama. Tentu idealnya, menjelang subuh, ayah dan anak laki- laki sudah menuju masjid untuk salat. Menenangkan hati, menyiapkan mental dengan melakukan zikir pagi sesudah Salat Subuh. Untuk keluarga yang tidak memiliki asisten rumah tangga, pagi adalah waktu paling sibuk. Ibu biasanya sudah bangun sejak pukul 3 pagi, menyiapkan sarapan, merapikan rumah. Ayah dan anak-anak pun usahakan untuk membantu melakukan kegiatan rumah sehingga urusan rumah tidak hanya dibebankan pada ibu saja. Melakukan pekerjaan rumah bersama-sama tentu akan menumbuhkan kesadaran saling berbagi, saling menguatkan, dan bertanggungjawab. Bagaimana tips membangunkan anak di pagi hari? Bangun pagi, terlebih bagi keluarga muslim, sebaiknya sudah diajarkan sejak anak-anak kecil. Kebiasaan ini tentu harus dicontohkan terlebih dulu oleh orangtuanya. Ada baiknya orangtua sudah mengondisikan suasana rumah agar anak memahami waktu bangun tidurnya. Tidak ada yang instan untuk membiasakan sesuatu di keluarga. Untuk itu, sebelum anak masuk sekolah pun, kebiasaan bangun pagi sudah harus dimulai, tentu dengan melihat usia anak. Sebagai langkah awal, tiap keluarga baiknya perlu memiliki ciri jika anak sudah harus bangun pagi, misalnya, 17 | September 2018 | Edisi 135