FOKUS UTAMA
M
embangunkan anak
di pagi hari terkadang
menjadi persoalan yang
tidak mudah. Namun
keluarga muslim harus
membiasakan anak-anak untuk bangun
pagi dan mengisi waktu pagi dengan
berbagai kegiatan positif. Bagaimana
caranya? Berikut saran pemerhati
komunikasi keluarga dan Co-Founder
Mothers on Mission, Aprilina Prastari,
S.Sos., M.Si.
Bagaimanakah seharusnya sebuah
keluarga memulai kehidupannya di
waktu pagi?
Pagi adalah awal untuk memulai
hari. Awali dengan penuh gembira
dan semangat. Mengingat Allah Swt
dengan segala kebaikan-Nya dengan
bersyukur dan beribadah. Alangkah
indahnya jika 1-2 jam sebelum subuh
sudah bangun lalu melaksanakan salat
malam bersama-sama. Tentu idealnya,
menjelang subuh, ayah dan anak laki-
laki sudah menuju masjid untuk salat.
Menenangkan hati, menyiapkan mental
dengan melakukan zikir pagi sesudah
Salat Subuh.
Untuk keluarga yang tidak memiliki
asisten rumah tangga, pagi adalah
waktu paling sibuk. Ibu biasanya sudah
bangun sejak pukul 3 pagi, menyiapkan
sarapan, merapikan rumah. Ayah
dan anak-anak pun usahakan untuk
membantu melakukan kegiatan rumah
sehingga urusan rumah tidak hanya
dibebankan pada ibu saja.
Melakukan pekerjaan
rumah bersama-sama tentu akan
menumbuhkan kesadaran saling
berbagi, saling menguatkan, dan
bertanggungjawab.
Bagaimana tips membangunkan anak
di pagi hari?
Bangun pagi, terlebih bagi keluarga
muslim, sebaiknya sudah diajarkan
sejak anak-anak kecil. Kebiasaan ini
tentu harus dicontohkan terlebih
dulu oleh orangtuanya. Ada baiknya
orangtua sudah mengondisikan suasana
rumah agar anak memahami waktu
bangun tidurnya.
Tidak ada yang instan untuk
membiasakan sesuatu di keluarga.
Untuk itu, sebelum anak masuk
sekolah pun, kebiasaan bangun pagi
sudah harus dimulai, tentu dengan
melihat usia anak.
Sebagai langkah awal, tiap keluarga
baiknya perlu memiliki ciri jika anak
sudah harus bangun pagi, misalnya,
17 |
September 2018 | Edisi 135