Media Informasi Kemaritiman Cakrawala Edisi 414 Tahun 2013 | Page 40
WAWANCARA
40
hadapi dan situasi bangsa yang
ia cintai tidak kondusif, bahkan
coretan luka jiwa nasionalisnya
kembali diuji, sejauh mana
kesetiaannya pada tanah air
dengan memenjarakannya, meski
ia telah mengorbankan segalanya,
harta benda dan silsilah keturunan
Lorosae demi kecintaannya pada
Republik Indonesia.
Lelaki yang menjadi idola
pemuda pecinta tanah air ini,
mengajak kepada semua anak
bangsa, terutama generasi muda
sekarang ini untuk senantiasa
cinta terhadap tanah air serta
sama-sama menjaga keutuhan
NKRI.
Menurutnya
kecintaan
pada negara tentu tidak selalu
dengan memikul senjata seperti
masa remajanya dulu. Namun bisa
dengan berbagai cara diantaranya
dengan
mengembalikan
rasa
bangga terhadap seni dan budaya
Indonesia, seperti mengobarkan
kembali rasa cinta dan kebanggaan
terhadap tanah air kita melalui
lagu-lagu kebangsaan yang sudah
jarang dikumandangkan (Red:
seperti lagu Rayuan Pulau Kelapa,
Indonesia Tanah Air Beta, Satu
Nusa Satu Bangsa, dan SorakSorak Bergembira). “Sebagai
umat beragama hendaknya kita
pandai
mensyukuri
anugerah
kemerdekaan yang telah Tuhan
berikan
dengan
cara
yang
terpuji melalui aktivitas yang
dapat mengharumkan bangsa
dan negara. Sekarang peluang
untuk itu terbuka lebar, misalnya
melalui ajang mencari bakat dan
prestasi baik di tingkat nasional
maupun internasional di berbagai
bidang, misalnya olahraga dan
pendidikan
seperti
olimpiade
fisika, matematika, kimia dimana
pemenangnya dari Indonesia atau
kegiatan positif lainnya, lanjutnya.
Ketika
ditanya
tentang
bagaimana cara menumbuhkan
rasa cinta terhadap laut terutama
kepada generasi muda. Wakil
Panglima
Pasukan
Pejuang
Pro Integrasi Timor Timur dan
Pelindung eks warga Timor Timur
di Indonesia ini mengatakan masa
depan dan harapan bangsa kita
sebenarnya ada di laut, karena
laut memiliki potensi sumber daya
laut yang menjanjikan. Sekarang
tinggal bagaimana upaya bangsa
Indonesia dalam mengelola segala
Timor Leste sekarang