Media Informasi Kemaritiman Cakrawala Edisi 414 Tahun 2013 | Page 41
potensi sumber daya laut yang
sangat luar biasa tersebut untuk
sebesar-besarnya kesejahteraan
rakyat dan bangsa Indonesia.
Eurico Guterres berharap,
pemerintah dan instansi terkait
agar lebih proaktif lagi untuk
menyosialisasikan masalah laut
ini kepada generasi muda. Ia juga
berpendapat, sudah sepantasnya
pengetahuan tentang kemaritiman
sebagai jati diri bangsa Indonesia
dimasukkan ke dalam kurikulum
pendidikan, dimulai dari tingkat
pendidikan paling dasar hingga
perguruan tinggi, agar mereka
benar-benar
paham
betapa
pentingnya laut bagi bangsa ini.
Mengenai masalah eksploitasi laut, pelindung dari sekurangnya 13.000 warga eks Timtim
pro Integrasi seluruh Indonesia
ini mengatakan, apabila terjadi
eksploitasi laut tentunya pemerintah
kita jangan tinggal diam, harus
melakukan pengawasan yang
lebih ketat lagi terhadap laut kita
dan perlu tindakan tegas terhadap
pelakunya. Bila terjadi eksploitasi
laut yang
tidak bertanggung
jawab akan menimbulkan dampak
lingkungan yang merusak ekosistem di laut yang berdampak kerugian pada pendapatan negara dari
hasil laut, tegasnya.
Lebih lanjut Bapak 3 anak
ini menambahkan “Mengamankan
NKRI adalah harga mati dan tidak
bisa ditawar-tawar lagi”. Jangan
biarkan negara kita diganggu kedaulatannya oleh negara manapun. Untuk itu perlunya TNI AL
memperkuat peralatan perangnya
demi menjaga dan mengamankan
wilayah kedaulatan kita dari segala rongrongan yang ingin meruntuhkannya dari manapun asalnya.
“Dengan peralatan perang yang
canggih, bertujuan untuk menjaga
dan melindungi kedaulatan bangsa
dan negara serta memberikan rasa
aman bagi para pengguna laut”,
imbuhnya.
Menyinggung
peristiwa
Camar Wulan di Tanjung Datuk
Kalimantan Barat, Blok Ambalat
beberapa waktu lalu yang diklaim
oleh negara tetangga. Menurut
Eurico Barros Gomes Guterres,
kejadian ini jangan sampai terulang
lagi. “Kita seharusnya berkaca
dari kasus Timor Timur, Sipadan
dan Ligitan yang lepas dari NKRI.
Kalau memang benar wilayah
itu milik kita, tentunya harus kita
pertahankan sampai titik darah
penghabisan dan jangan biarkan
sejengkal pun wilayah kita di ambil.
Di samping itu juga, Pemerintah
harus bisa memperhatikan nasib
penduduk yang ada di perbatasan
sana”, tuturnya.
Saat
ditanya
tentang
masalah kehidupan nelayan yang
sangat memprihatinkan, Ketua
Umum Uni Timor Aswain ini
berpendapat bahwa, Pemerintah
Indonesia
harus
benar-benar
peka terhadap nelayan, karena
nasibnya kadang tidak menentu
dan amat bergantung pada kondisi
alam, banyak kendala yang harus
dihadapi para nelayan mulai dari
perubahan iklim yang melanda
bumi, demikian halnya dengan
kerusakan terumbu karang yang
berdampak pada jumlah tangkapan
ikan yang semakin sulit diprediksi,
kesulitan dalam memasarkannya.
Ia mengharap regulasi pemerintah
lebih memihak kepada masyarakat
nelayan.
Mengomentari
perlunya
modernisasi alutsista khususnya
TNI AL dalam mengamankan wilayah NKRI. Terlihat seulas senyum
getir di sudut bibirnya yang bergetar
menahan amarah dan duka yang
mendalam, suaranya berubah
seolah tercekat di tenggorokan,
ia dipaksa mengurai luka lama
yang tak akan pernah mampu
dilupakan yaitu pada saat detikdetik berakhirnya kekuasaaan
RI di bumi Lorosae. Masih segar
dalam ingatan Wakil Panglima
Pelindung Warga Indonesia eks
Timtim Pro integrasi Indonesia di
seluruh Indonesia ini, bagaimana
peranan dan jasa TNI khususnya
TNI Angkatan Laut begitu besar
karena dialah orang terakhir yang
terpaksa
pergi
meninggalkan
Timor-Timur. “Saat itu sarana
angkutan bagi warga eks Timtim
pro integrasi hanya dengan kapal
laut milik TNI Angkatan Laut dan
kami sangat berterimakasih sekali
kepada Pemimpin dan seluruh
Prajurit TNI khususnya TNI AL
yang telah memfasilitasi dan
memperlakukan serta mendukung
kami dengan sangat baik saat
kami keluar dari Timor-Timur juga
selama berada di Kapal Perang
Republik Indonesia,” pengagum
TNI AL itu mengisahkan.
Waktu itu sejauh mata
Eurico Guterres memandang laut
dipenuhi oleh banyak sekali kapalkapal milik TNI AL. Berangkat dari
pengalamannya
menggunakan
KRI itulah pria yang mencintai
ini berpendapat bahwa melihat
luasnya wilayah RI yang harus
dilindungi di mana 2/3nya terdiri
dari laut sudah semestinya
alutsista TNI khususnya alutsista
TNI AL sebagai kekuatan terdepan
penjaga kedaulatan dan keamanan
NKRI menjadi prioritas utama.
“Apabila negara ini ingin kuat,
maka alutsista milik TNI khususnya
TNI AL harus diperkuat. Alutsista
yang sudah usang, mungkin sudah
saatnya
diremajakan,
segera
diganti dengan yang baru dan lebih
canggih, agar negara kita mampu
bersaing dengan negara lainnya,
memberikan rasa aman bagi
pengguna laut, tidak hanya itu tapi
pria yang sangat mencintai dunia
bahari ini pun optimis, jika TNI AL
didukung alutsista maksimal, suatu
hari kelak bukan hal yang mustahil
Indonesia akan jaya seperti masa
Kerajaan Majapahit dan Sriwijaya
dulu, Indonesia menjadi negara
yang disegani oleh bangsa-bangsa
di dunia dan menggetarkan nyali
pihak-pihak yang berniat, mengusik
keutuhan NKRI, harapnya. ©
Tim Cakrawala
Cakrawala Edisi 414 Tahun 2013
41