Media Informasi Kemaritiman Cakrawala Edisi 413 Tahun 2013 | Page 20

LAPORAN UTAMA 20 50 Tahun Mengabdi MENOREHKAN TINTA, MERANGKAI CERITA DARI MASA KE MASA D alam tataran strategik operasional, budaya bahari bangsa Indonesia masih memprihatinkan. Budaya bahari bangsa Indonesia belum tumbuh kembali, bukan saja di tengah masyarakat, tetapi juga pada tataran pembuat kebijaksanaan sehingga Indonesia belum mampu memanfaatkan kelautan sebagai sumber kesejahteraannya. Dalam kondisi inilah sesungguhnya eksistensi sebuah media informasi menjadi terasa sangat penting. Salah satu fungsi penting dalam kegiatan pelayanan publik adalah fungsi komunikasi yang menyalurkan informasi. Melalui fun gsi komunikasi, maka ide-ide, rasa ketidakpuasan, pujian, dan kritik dapat diketahui. Dari situ, bisa diukur seberapa jauh kinerja kita ditanggapi publik (sebagai bentuk feed-back). Begitu pula sebaliknya, dengan fungsi komunikasi, kita bisa menyampaikan informasi secara utuh sehingga masyarakat memahami problem pembangunan secara menyeluruh. Saluran komunikasi itu perlu dijaga dengan baik karena jika tidak, dapat memicu terjadinya konflik di masyarakat. Media cetak khususnya, merupakan salah satu sarana komunikasi yang mutlak untuk mengembangkan kesadaran baha-ri bangsa Indonesia, terutama dengan menerapkan kebijakan pembangunan maritim nasional berdasarkan konsepsi yang jelas sesuai aspek-aspek alamiah. Dalam pemahaman yang kurang lebih demikian, maka makna dari setiap kehadiran media cetak (majalah), khususnya yang terbit di lingkungan TNI AL, dapat direnungkan. Karena dalam sejarah pertumbuhan dan perkembangan TNI AL, tidak pernah sepi dari kehadiran mediamedia cetak yang diterbitkan dari setiap kotama yang ada. Oleh karena itu, dalam momentum kelahiran Majalah TNI AL Cakrawala yang pada bulan Januari 2013 ini genap berusia 50 tahun, ada baiknya kita melihat kilas balik kelahiran majalah tersebut. Rekonstruksi tersebut diharapkan menjadi bahan introspeksi dan evaluasi tentang sejauh manakah kehadirannya, dalam menerapkan kebijakan pembangunan maritim nasional sesuai yang diemban TNI Angkatan Laut dalam pelayaran pengabdiannya kepada bangsa dan negara. CAKRAWALA DARI MASA KE MASA 50 tahun sudah nama majalah TNI AL “Cakrawala” bergulir mengukir catatan nuansa kisah dan peristiwa yang terjadi dalam sejarah perkembangan TNI Angkatan Laut. Secara resmi nama tersebut muncul pada tanggal 3 Januari 1962 dalam kapasitasnya sebagai media penerangan pasukan (penpas) yang diterbitkan saat itu oleh Pusat Penerangan Angkatan Laut (Puspenal). Embrio dari media penpas ini awalnya bernama “Gema Gelombang” yang resminya lahir pada tanggal 11 Desember 1954. Kelahiran media yang terbit secara mingguan ini, muncul dari gagasan Kapten Pelaut R. Iskak yang saat itu menjabat sebagai Kepala Djawatan Penerangan Angkatan Laut. Dengan format media yang sangat sederhana, yaitu berupa kertas stensilan sebanyak dua lembar dengan empat halaman yang berukuran 28x42 cm dan isinya berisi realese. Melihat kelahirannya di Tahun 1954, nampaknya seperti terlambat jika mengingat keberadaan ALRI yang sudah muncul jauh sebelum itu. Namun fenomena ini dapat dipahami karena antara Tahun 1945-1949, bangsa Indonesia termasuk jajaran Angkatan Laut, lebih terkonsentrasi kepada perjuangan fisik Perang Kemerdekaan mengusir Imprerialis Belanda dari bumi Indonesia. Oleh karenanya pada masa transisi sebelum Tahun 1954 tersebut di lingkungan Mabesal tidak terbit sebuah media. Sebenarnya pada Tahun 1950, tepatnya tanggal 9 Maret, telah muncul sebuah media dalam bentuk majalah dengan nama “Putera Samudera” yang terbit sebulan sekali dengan 30 halaman. Majalah Putera Samudera berstatus sebagai media penerangan umum