Media Informasi Kemaritiman Cakrawala Edisi 413 Tahun 2013 | Page 17

dalam memberi motivasi bawahan hingga menciptakan kondisi yang menyenangkan bagi bawahannya dalam melaksanakan pekerjaan. Dalam tulisan ini penulis membatasi hanya pada tingkat manajer, atas dasar berbagai lingkup penugasan perwira Kowal di TNI Angkatan Laut yang lebih banyak membutuhkan sifatsifat sebagai manajer, sebagai pelaksana dari penjabaran kebijakan pimpinan TNI AL. SIFAT-SIFAT UMUM MANAJER Manajer yang berperforma unggul memiliki beberapa sifat yang berkualitas yang sangat menyumbang keberhasilan dalam pencapaian setiap penugasan yang dibebankan kepadanya. Beberapa sifat umum manajer yang pantas untuk di teladani bagi perwira Kowal dalam melaksanakan tugasnya adalah: 1. Manajer yang berperforma puncak memiliki pandangan yang jauh kedepan dan mempunyai kemampuan dalam melaksanakan perencanaan strategis yang efektif. Kemampuan seorang manajer dalam mengatisipasi perkembangan situasi yang didasarkan pada kemampuannnya membuat suatu analisa kemudian membuat suatu perencanaan tindakan atau sering disebut dengan action plan adalah suatu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang manajer. Seorang manajer tak ubahnya juga seperti seorang peramal. Meramal sesuatu yang mungkin terjadi untuk kemudian membuat suatu analisa perkiraan keadaan yang akan disampaikan kepada pimpinan. Bagi rekan-rekan perwira Kowal yang berdinas pada bagian intelijen membuat suatu analisa dari perkembangan lingkungan strategis sudah menjadi pekerjaan sehari-hari. Perwira Kowal diharapkan menjadi manajer yang dengan pengalaman penugasan maupun pendidikan yang telah diperolehnya, diharapkan mam- pu berpikir jauh kedepan, mengantisipasi setiap perubahanperubahan yang mungkin terjadi dengan sangat cepatnya dan membuat suatu perkiraan situasi yang akan terjadi sehingga ia mampu mengambil suatu tindakan yang cepat dan tepat dalam menghadapi situasi tersebut. 2. Berani untuk tidak terjebak dalam comfortzone. Manajer yang handal akan menolak terperangkap pada satu posisi yang sama untuk jangka waktu yang lama. Meskipun bagi sebagian orang hal ini dianggap sebagai sebuah kebodohan. Salah satu sifat yang sangat menonjol dari seorang manajer unggulan adalah keinginannya untuk selalu berkembang, untuk selalu maju, untuk selalu bergerak dan sangat membutuhkan suasana kerja yang menantang kemampuan intelektualnya. Sebuah pencapaian yang didahului dengan kerja keras dan perjuangan lebih menantang bagi manajer unggulan dari pada semua fasilitas yang membuatnya nyaman yang justru akan melemahkan dirinya. Perwira Kowal dalam setiap penugasannya diharapkan tidak terlena dengan situasi kenyamanan yang ada. Karena situasi nyaman justru akan menumpulkan “naluri tempur“ untuk terus mengembangkan diri dan kemampuannya. Naluri tempur yang selalu terasah akan berkontribusi pada kemampuan seseorang untuk berpikir alternatif, berpikir out of the box, selalu bersikap terbuka pada suatu perubahan dan mampu menyikapi semua perubahan dari sudut pandang yang positif, integratif dan holistik. Kondisi selalu terasahnya naluri tempur bagi perwira Kowal sangat diperlukan sehingga ia mampu untuk berpikir yang berbeda dan menolak setiap bentuk stagnasi yang justru akan melemahkan daya nalarnya. Perwira Kowal dituntut untuk selalu kreatif inovatif, mempunyai berbagai ide, gagasan dan pendapat yang original yang bersifat konstruktif, dinamis bukan statis, berpikir progresif hindari comfort-zone yang melenakan dan menina bobokan, sebagai penggerak dan motivator bagi anggotanya, sebagai seorang perwira ia tidak saja harus berani tampil di depan tapi juga harus bersedia di belakang saat situasi menghendakinya demikian. Ajaran Ki Hajar Dewantoro tentang prinsip kepemimpinan Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso dan Tut Wuri Handayani yang berarti bahwa seorang pemimpin itu ketika berada di depan memberi ketauladanan, ketika di posisi di tengah sebagai pembangun prakarsa dan saat di belakang dia patuh, loyal cerdas dan memberi dukungan sepenuhnya atas seluruh kebijakan yang telah ditetapkan pimpinan. Ajaran ini patutlah diresapi dengan penuh kesungguhan oleh seluruh perwira Kowal. 3. Memiliki kemampuan untuk mengambil resiko (risk-taker). Setiap pengambilan keputusan selalu dibarengi dengan pertimbangan resiko yang mungkin terjadi. Sering sekali didalam kedinasan para perwira Kowal dihadapkan pada berbagai pilihan atau situasi yang membuatnya harus mengambil keputusan, karena memang hakekat hidup ini adalah sebuah pengambilan keputusan. Ma ???p?FV6?6???0??2F?RW76V?6R???VFW'6???FV??????rF?V6????V???V?FW&?Gv?v?BB?V?6V???vW"?V??V??V?GV???V?'V@??WWGW6?F??W6V?6?FR'V??F&??WV???????V??V??F???V?v?FV?F?f??6?W&?6????W'W??6??6GP??V?6?F&??V&W&?6???F??V?v?&????WWGW6???p?&V?"?FV?v??V???6V6&??V?F??6V?W'V?W&?6????F?F??F&??WWGW6??r??F??&????????V?????6?"&W6????Vvv???FR?W6?????r???F??F??6V?&?rV????6V?F??6V??RF???FW&FW?F??6?&v?VF?6?C2F?V?#0??p??