Media Informasi Kemaritiman Cakrawala Edisi 413 Tahun 2013 | Page 15

memerintahkan anggota Pasukan M untuk melempar granat ke arah dua LCM Belanda. Satu LCM meledak sehingga menewaskan empat awaknya. Satu LCM lainnya berhasil melarikan diri dengan keadaan terbakar pada bagian dek dan lambung kapal. Sambil mundur ke arah Gilimanuk, LCM itu terus menembak, tetapi tidak ada yang kena sasaran. Pertempuran yang berlangsung kira-kira 15 menit itu disebut-sebut sebagai pertempuran laut pertama dalam sejarah RI. Korban di pihak Pasukan-M satu orang gugur atas nama Sumeh Darsono, dan satu orang mengalami luka tembak atas nama Tamali. Kapten Markadi dan para Pasukan-M yang belum berhasil mendarat di Bali, menepi di pantai antara Banyuwangi dan Blimbingsari. Penyeberangan dilanjutkan kembali malam harinya sekitar pukul 23.00. Operasi penyeberangan tahap kedua ini menggunakan dua kapal tunda dan sepuluh perahu mayang yang berkapasitas angkut sepuluh orang Perahu seperti inilah yang digunakan oleh Pasukan-M. namun lincah. Akhirnya sebelum fajar menyingsing, perahu-perahu mayang itu berlabuh di Pulau Bali. Sepuluh perahu mayang mendarat di beberapa tempat, yakni di Penginuman, Klatakan, Malaya dan Candikesuma. Sesuai kesepakatan, dari lokasi pendaratan mereka langsung bergerak ke Desa Peh, sebuah desa di Jembrana, Bali, yang penduduknya mendukung perjuangan kaum republik. Berawal dari markas di Peh inilah, Pasukan-M dengan para pejuang Bali melakukan perlawanan kepada pasukan Belanda. Mereka melakukan perang gerilya dan terus bergerak dengan berpindah-pindah markas untuk menghindari kepungan dari Belanda. THE LESSONS Sepak terjang Pasukan-M di lautan dan operasi lanjutannya di tanah Bali guna membantu kekuatan perjuangan di pulau dewata tersebut, maupun kiprah sekembalinya ke Pulau Jawa, telah tercatat dengan tinta emas dalam sejarah perjuangan bangsa. Catatan historis penting yang akhirnya melekat pada kisah perjuangan Pasukan-M ini adalah, sebagai operasi pendaratan gabungan pertama yang dilaksanakan unsur TNI dengan rakyat, dan sebagai pertempuran laut pertama dalam sejarah RI. Kisah perjuangan Pasukan-M menyiratkan banyak makna untuk menjadi pelajaran bagi generasi penerus bangsa, paling tidak sebagai berikut: Pertama, bahwa untuk membangun sebuah bangsa yang berkarakter, memerlukan seorang ikon yang menginspirasi melalui nilai-nilai kejuangan, pengorbanan, keteguhan dan pengabdian terbaik. Kedua, bahwa perjuangan untuk bela negara, memerlukan dukungan seluruh komponen kekuatan secara terintegrasi antara TNI sebagai komponen inti serta rakyat sebagai komponen cadangan dan pendukung. Ketiga, visi maritim dan etos sebagai tentara pejuang, tentara rakyat, dan tentara nasional merupakan pondasi yang harus melekat dalam pengabdian TNI kepada bangsa dan negara. Keempat, bahwa sejarah konflik Indonesia-Belanda di masa lalu, meskipun terasa menyakitkan khususnya bagi bangsa Indonesia, merupakan pelajaran berharga bagi kedua bangsa untuk lebih meningkatkan hubungan baik dan kerja sama yang saling menguntungkan bagi kedua negara. Kelima, bahwa Indonesia sebagai negara kepulauan dengan posisi geografis sangat strategis, selamanya akan dihadapkan kepada dinamika tantangan dan peluang yang berasal dari laut. Oleh karena itu keteguhan dalam mengemban visi maritim dalam segala sektor pembangunan termasuk pertahanan, akan mampu menggiring bangsa ini menuju kembali ke kejayaannya.© Letkol Laut (KH) Drs. Syarif Thoyib, M.Si Cakrawala Edisi 413 Tahun 2013 15