Media Informasi Kemaritiman Cakrawala Edisi 413 Tahun 2013 | Page 14
LAPORAN UTAMA
14
serius.
Selain
meningkatkan
keterampilan
anak
buahnya
dengan rutin melaksanakan latihan tempur perorangan hingga
operasi pendaratan. Sejak sore
hari, TRI Laut Banyuwangi sudah
menyiapkan 16 buah perahu di
pelabuhan Boom Banyuwangi
untuk mengangkut sekitar 130
anggota Pasukan M, kemudian
empat perahu Madura dan sisanya
jukung. Satu perahu Madura bisa
mengangkut 20 orang, sedangkan
jukung maksimal lima orang.
Sekitar pukul 20.00, air
mulai pasang. Satu persatu
pasukan melompat naik perahu.
Ternyata tidak semua Pasukan
Markadi berasal dari Malang. Didalamnya terdapat unsur TRI Laut
Banyuwangi dari Kompi Nazir dan
unsur Sarekat 10. Sekitar pukul
21.00, Kapten Markadi memberi
komando untuk berlayar dan ditarik
oleh sebuah kapal tunda. Sejam
melaut, kapal tunda melepas
ikatan dan kembali ke Banyuwangi.
Perahu yang dipimpin Muhaji dan
Mangara Simamora bergerak jauh
meninggalkan yang lain.
Dua perahu madura lainnya,
termasuk yang ditumpangi Kapten
Markadi
terkatung-katung
di
tengah laut. Sementara itu pada
saat yang sama mendekat dua
kapal patroli Belanda jenis Landing
Craft Mechanized (LCM) ke arah
rombongan Markadi. Sebelum
LCM itu semakin mendekat,
Kapten Markadi memerintahkan
pasukannya melepas seragam
hitam-hitam yang mereka kenakan
dan menyembunyikan senjata, biar
dikira nelayan. Namun demikian
pasukan diperintahkan dalam
posisi siap menembak.
Dua orang Belanda yang
berada di LCM terdepan mengarahkan senjata Watermantel.
Dalam bahasa Belanda, mereka
memberi perintah berhenti dan
memin ta awak di perahu melempar tali. Atas saran Sumeh Darsono, Kapten Markadi mengambil
tali dan berdiri di ujung perahu.
Sang Kapten memutar-mutar tali
itu di atas kepalanya agak lama
untuk mengulur waktu. Sementara itu gelombang mendekatkan
jarak mereka dengan kapal Be-
Ilustrasi pertempuran laut Pasukan-M di selat Bali.
landa sehingga LCM dan perahu
nyaris menempel. Waktu itulah seorang Belanda berteriak, “God, ze
hebben spuiten !”, (Mereka punya
senjata).
Kapten
Markadi
yang
mengerti bahasa Belanda langsung melempar tali seraya memberi perintah menembak dan langsung menceburkan diri ke laut.
Pertempuran laut pertama pecah.
Belanda membalas serangan Pasukan-M dengan mitraliur berat
jenis browning kaliber 12,7 mm.
Namun, karena terlalu dekat dan
posisi LCM lebih tinggi dari perahu
madura, tembakan Belanda hanya
mengenai tiang layar karena perahu yang ditumpangi Markadi.
Kapten Markadi yang tadi terjun
di lambung sebelah kanan perahu
muncul di lambung sebelah kiri.
Awak kapal Belanda kemudian menabrakkan LCM ke
perahu Kapten Markadi. Beberapa
orang yang berada di perahu jatuh
ke laut. Tapi kembali naik lagi
dengan bantuan personel lainnya.
LCM itu beberapa kali menabrak
perahu. Saat itulah Kapten Markadi