Data LIPI mencatat , tiap tahun ada sekira 7.000 jurnal yang diterbitkan dari Indonesia , namun hanya ada 300 jurnal yang terakreditasi . Itu artinya hanya 4,3 persen jurnal di Indonesia yang telah terakreditasi .
alah honor antara editor dan mitra bestari yang tidak pantas . Menurut PMK RI ( Peraturan Menteri Keuangan ) No 65 / PMK 02 / 2015 tentang Standar Biaya Masukan Anggaran 2016 mengatakan honor mitra bestari sebesar Rp 1,7 juta sedangkan editor hanya mendapatkan honor Rp 350 ribu . “ Perbedaan itu tentu sangat jauh sekali . Editor harus memeriksa semua naskah yang masuk ke redaksi , sementara mitra bestari hanya memeriksa 2-3 naskah yang terkait bidang kepakarannya saja ,” kata Ilham .
Permasalahan itu juga ditemukan di Kementerian Agama . “ Semua sudah ada standarnya . Namun bisa disiasati . Mereka ( editor dan mitra bestari - red ) bisa kami jadikan sebagai narasumber atau penceramah di seminar-seminar . Masa iya orang besar seperti professor kita bayar kecil ,” kata Mas ’ ud .
Namun seringkali maksud baik , dianggap jelek . Menurut beberapa pengelola jurnal Kementerian dan Lembaga yang Tim Media BPP jumpai , penggunaan anggaran untuk ‘ menghargai ’ kinerja editor dan mitra bestari menjadi laporan yang dilacak BPK ( Badan Pemeriksa Keuangan ) sebagai ‘ temuan penyimpangan ’. Tidak sedikit pula lembaga litbang harus mengembalikan uang tersebut . “ Padahal sepatutnya , honor editor dan mitra bestari bisa lebih layak karena untuk menunjang konsistensi dan kualitas produk suatu jur-
Data LIPI mencatat , tiap tahun ada sekira 7.000 jurnal yang diterbitkan dari Indonesia , namun hanya ada 300 jurnal yang terakreditasi . Itu artinya hanya 4,3 persen jurnal di Indonesia yang telah terakreditasi .
nal ,” tambah Ilham .
Saat dikonfirmasi terkait Standar Biaya Masukan Anggaran 2016 sesuai No 65 / PMK 02 / 2015 tentang Standar Biaya Masukan Anggaran , Ketua Dewan Redaksi Jurnal Ilmiah Kajian Ekonomi dan Keuangan ( KEK ) Kementerian Keuangan , Dr . Hidayat Amir mengatakan , sebenarnya dukungan pendanaan bukanlah masalah utama . “ Banyak peneliti yang bersedia menjadi editor , reviewer atau mitra bestari tanpa mengharapkan honor . Karena mereka menganggap bahwa tugas itu sebagai bagian dari aktivitas serve to community . Namun jika mampu untuk disediakan ini menjadi semacam bentuk penghargaan atas suatu kontribusi ilmiah . Saya kira besarannya merupakan hal yang relatif ,” katanya .
Meskipun begitu , Hidayat juga menganggap honor tersebut belum proporsional dan belum memberikan insentif positif untuk memberikan pelayanan terbaik dalam
“ Banyak peneliti yang bersedia menjadi editor , reviewer atau mitra bestari tanpa mengharapkan honor . Karena mereka menganggap bahwa tugas itu sebagai bagian dari aktivitas serve to community . Namun jika mampu untuk disediakan ini menjadi semacam bentuk penghargaan atas suatu kontribusi ilmiah . Saya kira besarannya merupakan hal yang relatif .”
Ketua Dewan Redaksi Jurnal Ilmiah Kajian Ekonomi dan Keuangan ( KEK ) Kementerian Keuangan - Dr . Hidayat Amir
Februari 2016 | mediaBPP | 9