Media BPP Februari 2016 Vol 15 No 1 | Page 46

Di dalam kelambu putih kamar pengantin , saat aku bersiap menyerahkan diriku pada Bayu dalam laku saresmi , dia membisikkan sesuatu .
“ Aku ingin menegaskan semuanya , sebelum ada salah paham diantara kita .”
Aku menatapnya yang masih mengenakan pakaian resmi temu nganten , lengkap dengan keris di pinggangnya . “ Kau tahu apa pekerjaanku ?” “ Tentu saja , kau adalah pegawai dinas pariwisata , suamiku .” “ Pegawai bagian apa ?” Aku berpikir sebentar . “ Mungkin guide .” “ Bukan . Aku tak lancar bahasa Inggris .”
“ Berarti kau menangani arsip di kantor .”
Bayu menggeleng . “ Aku adalah tukang becak . Aku dan teman-teman memang bekerja sama dengan dinas pariwisata , atau boleh dikatakan kami bekerja untuk mereka . Kami bertugas mengantarkan wisatawan asing berkeliling dengan becak . Aku adalah pegawai dinas pariwisata , tapi sejatinya aku adalah tukang becak , Indah .”
Saat itu , kurasakan seperti ada sesuatu yang menggedor-gedor hatiku hingga pecah berserpihan . Ngilu kurasakan tembus sampai ke tulang . Malam itu aku memeluk Bayu sampai pagi , tapi yang ada di pikiranku hanya satu , besok aku akan minta maaf pada Rasyid dan bersimpuh di depan becaknya .
46 | mediaBPP | Februari 2016