Media BPP Februari 2016 Vol 15 No 1 | Page 42

GAYA HIDUP

Sigi Wimala

Cinta Mati dengan Lari

Perjalanan panjang seseorang yang sukses memanglah tidak mudah , begitu pula dengan perjalanan artis di dunia entertaintment . Jatuh bangun , dipuji , dihina , dicaci-maki bahkan sudah menjadi makanan sehari-hari agar tetap berdiri tegak . Salah satunya , adalah artis dan model cantik Sigi Wimala ( 32 ).

Ditemui di suatu acara hotel bilangan Jakarta Selatan , Sigi menceritakan perjalanan berat karirnya di dunia entertainment . Mengawali karir di dunia modeling memanglah tidak mudah . Terlebih sebelum masuk dunia model , Sigi adalah atlet basket sejak duduk di bangku SMP . “ Jadi perbedaannya drastis , biasanya nggak memikirkan penampilan . Tahu sendiri atlet basket itu badannya besar . Sekarang dituntut kurus , cantik , dan terawat ,” katanya .

Isteri dari Timo Tjahjanto itu bahkan pernah nangis di tempat lokasi pemotretan lantaran dibilang gemuk . “ Waktu itu aku udah turun 7 kg , tapi aku tetap dibilang gemuk . Saat itu untuk umur 17 tahun yang baru terekspose
42 | mediaBPP | Februari 2016 dunia modeling , dibilang gemuk itu aku merasa koq jahat banget , akhirnya aku gak tahan dan nangis di tempat ,” imbuhnya .
Sewaktu di sekolah dulu , bahkan berat badan Sigi mencapai 60 Kg lebih , berhasil menurunkan ke 45-an kg dengan perjuangan ekstra . “ Bahkan untuk bisa dibilang kurus , aku harus minum obat pelangsing ,” katanya .
Saat berhasil menurunkan berat badan , masalah belum selesai . Kulit yang biasanya melar ketika gemuk , tentu saja saat kurus kulit mengalami stretch mark . “ Begitu masuk di dunia model , harus skinny , yang fresh diet , merapatkan body , pakai obat diet yang berpengaruh ke kulit ,” kata ibu dua orang anak itu .
Tinggal sendiri di Hongkong
Berbagai cara Sigi lakukan agar bisa tercapai kata kurus . Termasuk olahraga . Sigi memilih olahraga yang mudah dan murah , yakni berlari . Berawal dari keinginannya agar bisa kurus , Sigi selalu rutin berlari bahkan mengikuti berbagai macam perlombaan . “ Dunia modeling memang seperti itu , keras dan persaingannya sangat ketat . Terus aku juga kerja di Hongkong , jadi persaingan dengan model dari negara-negara lain makin ekstra . Jadi harus hemat , bagaimanapun pengeluaran udah harus hemat ,” imbuhnya .
Pada usia 18 tahun , Sigi bekerja sambil kuliah di Hongkong . Ia tinggal sendiri di negeri orang , dan dengan kultur yang berbeda . “ Aku sewa rumah sendiri , tinggal dengan yang kulturnya harus berbeda dengan kita , tapi aku harus happy terus biar aura cantik dari dalam terpancar ,” katanya sambil mengenang masa lalu .