perkembangan akreditasi jurnal dengan sistem online yang akan segera diberlakukan dalam waktu dekat . Perkembangan tersebut kemudian memaksa JBP harus berpindah haluan ke dalam versi online ( e-journal ).
“ Perkembangan pun terlihat ketika jumlah artikel yang masuk dalam kurun waktu dua bulan terakhir yang mencapai sekira 60-an artikel , ini menjadi tantangan tersendiri , selain harus sudah saatnya mengarah kepada Jurnal Internasional bereputasi , JBP juga sebisa mungkin harus terindeks minimal di google scholar dan DOAJ ,” kata Ilham .
Ilham menambahkan , sebagai satusatunya jurnal milik Kemendagri , JBP saat ini bisa dikatakan sebagai kepala untuk semua jurnal yang dikelola oleh BPP di daerah , dengan demikian berkewajiban untuk membimbing dan memberikan pengetahuan terkait pengelolaan jurnal milik BPP di daerah .
Kedatangan tersebut juga dalam rangka untuk mempelajari bagaimana pengelolaan OJS yang baik dan benar , ia berharap pengelola Mev Journal yang saat ini selalu menjadi kiblat jurnal-jurnal di Indonesia tidak terkecuali JBP , bisa memberikan asistensi terkait pengelolaan jurnal yang baik serta gagasan untuk membantu pengelola Jurnal BPP di daerah .
JBP selama tiga bulan terakhir mengalami perkembangan yang cukup signifikan seiring dengan perkembangan akreditasi jurnal dengan sistem online yang akan segera diberlakukan dalam waktu dekat .
“ Dari segi tampilan website JBP ( www . binaprajajournal . com ) sudah sangat baik , bahkan lebih atraktif dan kreatif , seperti adanya penambahan slide dan beberapa slot , serta online board yang cukup mewakili , dan itu akan menjadi nilai tambah ketika didaftarkan di DOAJ nanti ,” kata Tinton .
Tinton menuturkan , e-JBP hanya perlu melengkapi beberapa persyaratan agar bisa terindeks di DOAJ , seperti perlu mendaftarkannya di LIPI untuk mendapat e-ISSN sekaligus melakukan proses Digital
Object Identifier ( DOI ) sebagai sarana untuk melakukan verifikasi tulisan ilmiah .
“ DOI adalah sebuah cara untuk memberi identitas ( digital ) bagi sebuah proyek , yang dalam hal ini adalah tulisan ilmiah . Sebagai pengidentifikasi , sebuah DOI bersifat persisten begitu dipakai untuk mengidentifikasi sebuah dokumen , ia akan melekat pada dokumen tersebut , meski dokumennya diubah , berpindah lokasi , dan sebagainya . Semacam KTP ,” tutur
Tinton .
DOI memiliki format yang sederhana dan terbagi menjadi dua bagian yaitu prefix dan suffix . Bagian prefix menunjukan sebuah otoritas ( lembaga ) yang berwenang meng-assign DOI , sedangkan bagian suffix menunjukkan identifier yang diberikan untuk obyek dokumen tertentu .
Sementara itu , Tinton cukup mengapresiasi terkait e-JBP yang sudah ada saat ini , menurutnya JBP sudah sangat memungkinkan untuk dapat terindeks di DOAJ dan Google Scholar , dan diharapkan dapat menjadi Jurnal Internasional pada waktu yang akan datang .
“ Hal tersebut merupakan langkah awal untuk didaftarkan di DOAJ , langkahnya memang terkesan rumit tetapi sebenarnya sangat simpel , pengelola JBP hanya perlu sedikit tenaga untuk menuju kepada hal demikian ,” kata Tinton . ( MSR )
14 VOLUME 1 NO . 1 | APRIL 2016