Diskusi Ekonomi dengan Prof. Didik J. Rachbini
15
mengalami defisit, kecuali pada masalah ekonomi di awal 1980an. Namun pada saat ini, neraca perdagangan kita defisit dikarenakan impor yang begitu besar. Bisa dikatakan ini seperti peribahasa "Lebih besar pasak dari tiang".
Kondisi impor ini terus menggerus cadangan devisa kita. Dengan melakukan ekspor, kita dapat menambah devisa negara. Akan tetapi, dengan kondisi kita terus mengimpor, cadangan devisa kita terus-menerus keluar. Cadangan devisa kita yang sebelumnya ada di level 120 Miliar USD turun ke 90 Miliar USD karena defisit neraca perdagangan akhir-akhir ini.
Namun, Prof. Didik menyampaikan bahwa tidak perlu untuk merasa khawatir secara berlebihan. Pertumbuhan ekonomi memang tidak bisa dipaksa untuk tetap di atas 6%, dan beliau berpendapat bahwa tidak mengapa apabila dibiarkan turun. Beliau meyakinkan bahwa ekonomi tanah air dalam kondisi yang kuat.
Beliau menyampaikan bahwa akhirnya krisis akan menjadi bagian dari hidup kita. Krisis memang mengurangi nilai aset, namun bukan masalah besar bagi yang berada, karena nilai asetnya sendiri masih lebih dari cukup. Yang berbahaya adalah dampaknya kepada kalangan bawah, di mana inflasi sangat berdampak pada kelangsungan hidup.
Untuk menangkal krisis ini dan melindungi
kalangan bawah dari dampaknya, menurut Prof. Didik, yang diperlukan adalah kepintaran pemerintah. Indonesia yang sekarang memiliki ekonomi yang sangat besar. Dengan APBN sekarang, pemerintah mampu untuk membelikan semua WNI beras dengan cukup. Program jaminan kesehatan gratis kini sudah di berbagai wilayah, bahkan bisa lebih baik dari NHS di UK. Indonesia juga masih punya potensi pajak yang sangat besar sebagai sumber pendapatan negara yang belum dioptimalkan, seperti melalui pajak warisan dan juga pajak prograsif bagi orang yang kaya.
Beliau menutup dengan menyampaikan bahwa ada mix-signal di Indonesia. Sinyal positif adalah Indonesia kini peringkat ekonomi ke-16 dunia dan terus menanjak. Namun ada juga sinyal negatif, yaitu kesenjangan sosial yang melebar dan tentunya krisis yang terjadi sekarang. Beliau berpesan, mungkin untuk sekarang adalah saat untuk berhemat bagi kita yang ada di sini. Dan dari sisi pemerintah, tidak perlu khawatir karena pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk menanggulangi krisis kali ini.
Diskusi diadakan pada 20 September 2013 di Allan's Patisserie dekat KBRI London. Acara ini dihadiri oleh mahasiswa, masyarakat, dan didukung serta dihadiri oleh Kepala dan staff dari Bank Indonesia Cabang London.