rubrik utama
tingkah laku/budi pekerti, dimana akan terlihat pola interaksi kesopanan
antara pimpinan dan bawahan, kedisiplinan dan kejujuran dalam
memanfaatkan waktu bekerja. Point kedua, mengenai kekuatan sik
seorang pegawai. Kami pernah mendapati karyawan baru yang lemah
secara sik dalam artian sering sakit-sakitan dan tidak kuat bekerja
dengan tekanan.
PT.Dirgantara Indonesia dituntut memiliki SDM unggul dengan ciri
berintegritas tinggi, kompeten pada bidangnya serta mampu
bekerjasama. Karena itu, Pusdiklat PT. Dirgantara Indonesia harus mampu
mencetak SDM unggul dari berbagai bidang, dengan senantiasa
mengamalkan kunci utama dalam skema Skill Matrix yang telah
ditetapkan. Skill matrix ini mampu membentuk pola pemahaman
karyawan sesuai dengan bidang keahlian masing-masing secara
berjenjang. Tahapan demi tahap yang keseluruhan prosesnya diikuti para
karyawan, akan diberikan evaluasi oleh bagian training analyst selaku
pemegang kebijakan assesment berupa rekomendasi akhir. Bukti
rekomendasi ini akan menempatkan karyawan sesuai dengan posisi
jabatannya masing-masing. Apabila terdapat karyawan yang penilaian
assesment-nya gagal, maka bagian training analyst akan
merekomendasikan untuk mengulang kembali training'nya (re-training)
dari awal sehingga memperoleh kelulusan.
Agar perguruan tinggi dan PT Dirgantara Indonesia saling
menguatkan, maka similaritas kurikulum yang diimplementasikan dunia
kerja menjadi suatu hal penting pula digunakan perguruan tinggi.
Akhirnya saran saya, harus terjadi saling bersinergi dan
kerjasama antara dunia industri dengan dunia pendidikan dalam
mencetak para generasi baru dalam menghadapi tantangan kerja yang
begitu dinamis. Pihak pengelola perguruan tinggi sebaiknya dapat
mengadopsi perkembangan kurikulum yang diterapkan dunia industri
masa kini, sehingga memiliki kesamaan persepsi secara teoretis dan
praktek. Hal ini tentu akan berujung pada hubungan saling
menguntungkan dan membutuhkan antara kedua belah pihak. Kesamaan
persepsi tambahan kurikulum dalam bahan ajar ini dapat
diimplementasikan untuk kategori matakuliah yang bersifat teknik maupun
nonteknik, tinggal disesuaikan saja dengan jurusannya masing-masing.
Selain menyamakan persepsi kurikulum, para dosen di perguruan tinggi
diharapkan dapat mengikuti program training for trainer guna menambah
wawasan khusus mengenai materi skill matrix serta memperoleh sertikasi
untuk legalitas pengakuan kelimuan+kompetensi di bidangnya. Jadi,
pengajar/dosen harus memperoleh sertikasi terlebih dahulu, baru nanti
menyusul kemudian untuk para mahasiswanya.
(Written & Editted by Abdul Rozak)
Gambar : google.com
komunita 24 | April 2019
31