Majalah Komunita Edisi 24 | Page 31

rubrik utama tingkah laku/budi pekerti, dimana akan terlihat pola interaksi kesopanan antara pimpinan dan bawahan, kedisiplinan dan kejujuran dalam memanfaatkan waktu bekerja. Point kedua, mengenai kekuatan sik seorang pegawai. Kami pernah mendapati karyawan baru yang lemah secara sik dalam artian sering sakit-sakitan dan tidak kuat bekerja dengan tekanan. PT.Dirgantara Indonesia dituntut memiliki SDM unggul dengan ciri berintegritas tinggi, kompeten pada bidangnya serta mampu bekerjasama. Karena itu, Pusdiklat PT. Dirgantara Indonesia harus mampu mencetak SDM unggul dari berbagai bidang, dengan senantiasa mengamalkan kunci utama dalam skema Skill Matrix yang telah ditetapkan. Skill matrix ini mampu membentuk pola pemahaman karyawan sesuai dengan bidang keahlian masing-masing secara berjenjang. Tahapan demi tahap yang keseluruhan prosesnya diikuti para karyawan, akan diberikan evaluasi oleh bagian training analyst selaku pemegang kebijakan assesment berupa rekomendasi akhir. Bukti rekomendasi ini akan menempatkan karyawan sesuai dengan posisi jabatannya masing-masing. Apabila terdapat karyawan yang penilaian assesment-nya gagal, maka bagian training analyst akan merekomendasikan untuk mengulang kembali training'nya (re-training) dari awal sehingga memperoleh kelulusan. Agar perguruan tinggi dan PT Dirgantara Indonesia saling menguatkan, maka similaritas kurikulum yang diimplementasikan dunia kerja menjadi suatu hal penting pula digunakan perguruan tinggi. Akhirnya saran saya, harus terjadi saling bersinergi dan kerjasama antara dunia industri dengan dunia pendidikan dalam mencetak para generasi baru dalam menghadapi tantangan kerja yang begitu dinamis. Pihak pengelola perguruan tinggi sebaiknya dapat mengadopsi perkembangan kurikulum yang diterapkan dunia industri masa kini, sehingga memiliki kesamaan persepsi secara teoretis dan praktek. Hal ini tentu akan berujung pada hubungan saling menguntungkan dan membutuhkan antara kedua belah pihak. Kesamaan persepsi tambahan kurikulum dalam bahan ajar ini dapat diimplementasikan untuk kategori matakuliah yang bersifat teknik maupun nonteknik, tinggal disesuaikan saja dengan jurusannya masing-masing. Selain menyamakan persepsi kurikulum, para dosen di perguruan tinggi diharapkan dapat mengikuti program training for trainer guna menambah wawasan khusus mengenai materi skill matrix serta memperoleh sertikasi untuk legalitas pengakuan kelimuan+kompetensi di bidangnya. Jadi, pengajar/dosen harus memperoleh sertikasi terlebih dahulu, baru nanti menyusul kemudian untuk para mahasiswanya. (Written & Editted by Abdul Rozak) Gambar : google.com komunita 24 | April 2019 31