Majalah Komunita Edisi 24 | Page 30

rubrik utama Lulusan PT dalam Pandangan Dunia Industri Wawancara Kresno – Bagian SDM PT. Dirgantara Indonesia K ualitas SDM menjadi faktor strategis membangun pertumbuhan ekonomi bangsa yang dimotori dunia usaha dan industri. SDM bermutu tentunya SDM yang mampu melaksanakan fungsi dan kinerjanya secara inovatif, kreatif, dan produktif dengan semangat kerja dan disiplin tinggi sesuai dengan persyaratan dunia usaha dan industri. Karena itu upaya peningkatan mutu SDM melalui pendidikan sesungguhnya proses peningkatan kualitas manusia, sekaligus mentransformasikan SDM menjadi angkatan kerja produktif menjawab kebutuhan dunia usaha dan industri. Dengan demikian sinergitas antara perguruan tinggi dengan dunia usaha dan industri menjadi keharusan, Bisa disebut banyak lulusan pendidikan tinggi, namun keterserapan di dunia kerja hanya berapa persen. Laporan McKinsey menjelaskan Indonesia kekurangan tenaga kerja menghadapi Era Industri 4.0 sebanyak 9 juta orang pada tahun 2015 – 2030, yakni tenaga kerja yang kompeten dalam industri digital. Namun ketersediaan tenaga kerja sesuai dengan persyaratan dunia usaha dan industri cenderung terbatas, selain kuantitas, kualitas kompetensinya pun menjadi masalah. Ini masalah klasik yang belum tuntas di negeri ini. “Link & match” antara pendidikan tinggi dan dunia usaha dan industri masih sebatas program yang masih miskin implementasi. Beberapa masukan dunia usaha dan industri bisa kita dengarkan melalui wawancara kami dengan salah satu industri dengan persyaratan yang ketat berstandar/sertikasi internasional. Saya betugas di bagian HRD PT. Dirgantara Indonesia dengan Title job: Training Analyst. Bagian ini merupakan bidang khusus yang menangani perekrutan pegawai baru yang merupakan tahap awal dalam proses penempatan untuk posisi jabatan sesuai dengan keahliannya masing-masing. Bagi lulusan perguruan tinggi yang berminat melamar ke PT. Dirgantara Indonesia wajib mengikuti berbagai tahap uji kemampuan & keahlian pada lembaga Pusdiklat setempat. Tahapan proses pengujian yang berjenjang ini dikenal dengan istilah 'Skill Matrix'. Berikut ini contoh penerapan materi basic skill matrix pada departemen mesin yang telah saya ikuti, diantaranya: english elementry, blueprint reading, operating machine, SOP dan trigonometrie. Semua karyawan baru yang direkrut kami, harus mengikuti diklat dengan penyampaian pokok bahasan pengetahuan umum terlebih dahulu. Setelah rangkaian dalam bahasan pengetahuan umum telah terpenuhi, baru ditempatkan pada berbagai divisi sesuai dengan jurusannya masing-masing. Tahap berikutnya yaitu orientasi job training sebagai dasar pengenalan atas tugas pokok suatu pekerjaan sesuai dengan prosedur (SOP=standard operating procedure). Orientasi ini biasanya dilakukan selama 3 bulan dengan kepadatan materi yang harus dipahami secara akurat dan tepat. Bilamana terdapat pegawai yang gagal dalam menyelesaikan tahap ini, maka dikembalikan lagi ke pusdiklat untuk mengulang materi dari awal bagian dasar (basic). Saran saya kepada pengelola perguruan tinggi antara lain : menyusun kurikulum terkait basic skill matrix yang dibutuhkan dunia kerja. 30 komunita 24 | April 2019 Sehingga ada ke m i r i p a n m a t e r i bahan ajar berupa orientasi job training yang disampaikan perusahaan d e n g a n perguruan tinggi sesuai jurusannya masing-masing. Muatan materi yang terdapat pada skill matrix iberbasiskan pada job description Ilustrasi : @nandaniekam dan qualication agar p a ra m a h a s i swa memperoleh bekal teori dan praktek untuk kesiapan bekerja pada berbagai industri. Sementara utuk para pengajar/dosen perguruan tinggi diharapkan memiliki sertikasi pengajaran terkait dengan kurikulum dan skill matrix yang disampaikan kepada mahasiswa. Untuk itu, akan diberikan training for trainer guna mempersiapkan dirinya secara praktis dalam teknik pengajaran. Inipun nantinya akan mendapatkan sertikat pengajaran bagi yang telah lulus mengikuti program tersebut. Semua persyaratan ini bersifat mutlak dan wajib dilaksanakan para pengajar/dosen pada tingkat perguruan tinggi agar mensinkronkan persepsi antara pihak pendidikan tinggi dengan industri. Dalam merawat kompetensi karyawan agar senantiasa tetap unggul dan mampu berkontribusi terhadap perusahaan ? PT. Dirgantara Indonesia memiliki bagian khusus menangani masalah maintenance karyawan. Bagian ini dikenal dengan sebutan refresh training- parameternya terukur, dimana semua karyawan dan staf pengajar (trainer) yang mengalami fase fatic/ titik jenuh – akan memperoleh penyegaran kembali melalui berbagai macam program. Hal ini dilakukan secara terstruktur & terjadwalkan dengan rinci, agar mengantisipasi dari efek kelelahan/jenuh serta meminimalisir faktor human error. Jenjang penerimaan mekanisme rekrut karyawan baru pada PT. Dirgantara Indonesia harus melalui beberapa tahapan yang materi program training'nya telah disiapkan oleh bagian Pusdiklat, diantaranya: 1. Tahap pengetahuan umum, 2. Tahap basic, 3. Tahap intermediate, dan 4 . Ta h a p a d v a n c e . H a l i n i d i m a k s u d k a n a g a r t e r j a d i similaritas/persamaan persepsi ilmu pengetahuan yang disampaikan oleh perguruan tinggi dengan dunia industri. Karena itu, lulusan perguruan tinggi pada level Fresh Graduate tidak langsung diterima bekerja di industri PT. Dirgantara Indonesia. Hal lain yang kami temui dalam perekrutan karyawan baru adalah faktor etika atau sikap. Faktor sikap lebih utama dan mahal sekali nilainya dibandingkan dengan faktor teknis lain, karena menyangkut pada sesuatu yang prinsip dalam citra diri seseorang. Point pertama, yang kami berikan assesment kepada para karyawan baru adalah faktor