rubrik utama
Lulusan PT dalam Pandangan
Dunia Industri
Wawancara Kresno – Bagian SDM
PT. Dirgantara Indonesia
K
ualitas SDM menjadi faktor strategis membangun pertumbuhan
ekonomi bangsa yang dimotori dunia usaha dan industri. SDM
bermutu tentunya SDM yang mampu melaksanakan fungsi dan
kinerjanya secara inovatif, kreatif, dan produktif dengan semangat kerja
dan disiplin tinggi sesuai dengan persyaratan dunia usaha dan industri.
Karena itu upaya peningkatan mutu SDM melalui pendidikan
sesungguhnya proses peningkatan kualitas manusia, sekaligus
mentransformasikan SDM menjadi angkatan kerja produktif menjawab
kebutuhan dunia usaha dan industri. Dengan demikian sinergitas antara
perguruan tinggi dengan dunia usaha dan industri menjadi keharusan,
Bisa disebut banyak lulusan pendidikan tinggi, namun
keterserapan di dunia kerja hanya berapa persen. Laporan McKinsey
menjelaskan Indonesia kekurangan tenaga kerja menghadapi Era Industri
4.0 sebanyak 9 juta orang pada tahun 2015 – 2030, yakni tenaga kerja
yang kompeten dalam industri digital. Namun ketersediaan tenaga kerja
sesuai dengan persyaratan dunia usaha dan industri cenderung terbatas,
selain kuantitas, kualitas kompetensinya pun menjadi masalah. Ini masalah
klasik yang belum tuntas di negeri ini. “Link & match” antara pendidikan
tinggi dan dunia usaha dan industri masih sebatas program yang masih
miskin implementasi. Beberapa masukan dunia usaha dan industri bisa kita
dengarkan melalui wawancara kami dengan salah satu industri dengan
persyaratan yang ketat berstandar/sertikasi internasional.
Saya betugas di bagian HRD PT. Dirgantara Indonesia dengan
Title job: Training Analyst. Bagian ini merupakan bidang khusus yang
menangani perekrutan pegawai baru yang merupakan tahap awal
dalam proses penempatan untuk posisi jabatan sesuai dengan
keahliannya masing-masing.
Bagi lulusan perguruan tinggi yang berminat melamar ke PT.
Dirgantara Indonesia wajib mengikuti berbagai tahap uji kemampuan &
keahlian pada lembaga Pusdiklat setempat. Tahapan proses pengujian
yang berjenjang ini dikenal dengan istilah 'Skill Matrix'. Berikut ini contoh
penerapan materi basic skill matrix pada departemen mesin yang telah
saya ikuti, diantaranya: english elementry, blueprint reading, operating
machine, SOP dan trigonometrie.
Semua karyawan baru yang direkrut kami, harus mengikuti diklat
dengan penyampaian pokok bahasan pengetahuan umum terlebih dahulu.
Setelah rangkaian dalam bahasan pengetahuan umum telah terpenuhi,
baru ditempatkan pada berbagai divisi sesuai dengan jurusannya
masing-masing. Tahap berikutnya yaitu orientasi job training sebagai
dasar pengenalan atas tugas pokok suatu pekerjaan sesuai dengan
prosedur (SOP=standard operating procedure). Orientasi ini biasanya
dilakukan selama 3 bulan dengan kepadatan materi yang harus dipahami
secara akurat dan tepat. Bilamana terdapat pegawai yang gagal dalam
menyelesaikan tahap ini, maka dikembalikan lagi ke pusdiklat untuk
mengulang materi dari awal bagian dasar (basic).
Saran saya kepada pengelola perguruan tinggi antara lain :
menyusun kurikulum terkait basic skill matrix yang dibutuhkan dunia kerja.
30
komunita 24 | April 2019
Sehingga ada
ke m i r i p a n m a t e r i
bahan ajar
berupa orientasi
job training yang
disampaikan
perusahaan
d e n g a n
perguruan tinggi
sesuai jurusannya
masing-masing.
Muatan materi yang
terdapat pada skill
matrix iberbasiskan
pada job description
Ilustrasi : @nandaniekam
dan qualication agar
p a ra m a h a s i swa
memperoleh bekal
teori dan praktek untuk kesiapan bekerja pada berbagai industri.
Sementara utuk para pengajar/dosen perguruan tinggi
diharapkan memiliki sertikasi pengajaran terkait dengan kurikulum dan
skill matrix yang disampaikan kepada mahasiswa. Untuk itu, akan
diberikan training for trainer guna mempersiapkan dirinya secara praktis
dalam teknik pengajaran. Inipun nantinya akan mendapatkan sertikat
pengajaran bagi yang telah lulus mengikuti program tersebut. Semua
persyaratan ini bersifat mutlak dan wajib dilaksanakan para
pengajar/dosen pada tingkat perguruan tinggi agar mensinkronkan
persepsi antara pihak pendidikan tinggi dengan industri.
Dalam merawat kompetensi karyawan agar senantiasa tetap
unggul dan mampu berkontribusi terhadap perusahaan ? PT. Dirgantara
Indonesia memiliki bagian khusus menangani masalah maintenance
karyawan. Bagian ini dikenal dengan sebutan refresh training-
parameternya terukur, dimana semua karyawan dan staf pengajar
(trainer) yang mengalami fase fatic/ titik jenuh – akan memperoleh
penyegaran kembali melalui berbagai macam program. Hal ini dilakukan
secara terstruktur & terjadwalkan dengan rinci, agar mengantisipasi dari
efek kelelahan/jenuh serta meminimalisir faktor human error.
Jenjang penerimaan mekanisme rekrut karyawan baru pada PT.
Dirgantara Indonesia harus melalui beberapa tahapan yang materi
program training'nya telah disiapkan oleh bagian Pusdiklat, diantaranya:
1. Tahap pengetahuan umum, 2. Tahap basic, 3. Tahap intermediate, dan
4 . Ta h a p a d v a n c e . H a l i n i d i m a k s u d k a n a g a r t e r j a d i
similaritas/persamaan persepsi ilmu pengetahuan yang disampaikan oleh
perguruan tinggi dengan dunia industri. Karena itu, lulusan perguruan
tinggi pada level Fresh Graduate tidak langsung diterima bekerja di
industri PT. Dirgantara Indonesia.
Hal lain yang kami temui dalam perekrutan karyawan baru
adalah faktor etika atau sikap. Faktor sikap lebih utama dan mahal sekali
nilainya dibandingkan dengan faktor teknis lain, karena menyangkut
pada sesuatu yang prinsip dalam citra diri seseorang. Point pertama, yang
kami berikan assesment kepada para karyawan baru adalah faktor